> >

Ada Andil Barcelona di Balik Kesuksesan Visakha FC Bantai Bali United

Kompas sport | 28 Juni 2022, 10:25 WIB
Para pemain Visakha FC merayakan gol ke gawang Bali United di Piala AFC 2022 (Sumber: AFC Media)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kesuksesan klub Kamboja Visakha FC membantai Bali United di ajang AFC Cup 2022 dirasa sangat mengejutkan para penggemar sepak bola. 

Visakha FC sukses mengalahkan juara bertahan Liga 1 Indonesia, Bali United dalam matchdy 2 Grup G AFC Cup 2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Senin (27/06/2022) sore WIB. 

Wakil Kamboja tersebut menang dengan skor telak 5-2, meski bermain di kandang Bali United dan tertinggal lebih dulu sejak menit ke-9. 

Namun, jika menilik lebih dalam, klub asal ibukota Kamboja, Phnom Penh itu memang memiliki perencanaan yang matang. 

Baca Juga: Teco Singgung Piala Presiden Penyebab Bali United Dihajar Visakha di AFC Cup

Baru dibentuk pada 10 Februari 2017 oleh seorang sekrataris Kemenpora Kamboja, Sar Sokha, Visakha hanya butuh satu tahun untuk langsung tampil di Liga Premier Kamboja. 

Progres yang ditunjukkan Visakha bisa dikatakan sangat luar biasa. Pada musim debutnya, mereka langsung finis di peringkat ketiga dan semusim berikutnya mengakhiri kompetisi Liga Premier Kamboja sebagai runner up. 

Lalu, dua tahun terakhir, mereka sanggup menjadi kampiun Piala Liga (Hun Sen Cup) edisi 2020 dan 2021. Dari kesuksesan di kompetisi ini, Visakha FC juga bisa tampil di ajang Asia. 

Andil Barcelona di Sepak Bola Kamboja

Jika menyebut Kamboja, tentu sepak bola bukanlah hal pertama yang akan terlintas di pikiran banyak orang Asia Tenggara. Kamboja menyadari bahwa sepak bola mereka masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lain. 

Namun, mereka berbenah. Kamboja mendatangkan mantan karyawan Barcelona sekaligus eks Konsultan Pemasaran AFC asal Jepang bernama Satohsi Saito sebagai CEO Liga Kamboja. 

Pengalaman Saito dan tim dimanfaatkan betul oleh Kamboja. Program pertama yang diusung Saito dan kolega adalah tata kelola dan standar lisensi ketat untuk klub-klub Kamboja. 

Baca Juga: Bahas Privilese Klub Malaysia di AFC Cup, Pelatih PSM: Kami Tak akan Lolos, Ini Tak Adil!

Singkatnya, klub-klub yang ingin bermain di divisi teratas liga Kamboja harus memenuhi syarat-syarat yang rumit. Lalu, apa tujuannya? 

Saito dan tim berharap regulasi tersebut dapat membuat tiap klub di Kamboja menjadi entitas swasta yang tidak terikat oleh negara dan lebih independen dalam pengelolaan finansial. 

"Semua klub harus menjadi entitas swasta, yang berarti ada banyak peluang bagi pebisnis untuk mengubah klub milik negara saat ini atau mulai membentuk klub mereka sendiri," papar Satoshi dikutip dari Cambodia Investmen Review. 

"Asalkan mereka memenuhi kriteria lisensi, mereka dapat menjadi bagian dari liga. Pada tahun 2030 kami ingin memiliki klub yang mewakili setiap provinsi di Kamboja."

Praktik menunjuk warga negara asing sebagai CEO sebuah liga bukanlah hal baru di dunia sepak bola ASEAN. Sebelumnya, Liga Thailand memiliki Benjamin Tan. 

Menariknya, Benjamin Tan juga menekankan hal yang sama seperti Saito di Kamboja, yakni soal standar lisensi klub-klub Thailand. 

Penulis : Gilang Romadhan Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU