> >

Ini Alasan Penggagas Refleksi 23 Tahun Konflik Maluku dengan Kegiatan Football for Peace

Kompas sport | 15 Januari 2022, 09:12 WIB
Sepak bola dapat menyatukan perbedaan karena kaya dengan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, solidaritas, dan persatuan. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sepak bola dapat menyatukan perbedaan karena kaya dengan nilai-nilai kebersamaan, persaudaraan, solidaritas, dan persatuan.

Alasan itulah yang menjadi salah satu dasar dipilihnya kegiatan 'Football for Peace' sebagai kegiatan dalam rangka refleksi 23 tahun konflik Maluku.

Penggagas 'Football for Peace'  Ikhsan Tualeka, menjelaskan hal itu dalam Sapa Indonesia Akhir Pekan Kompas TV, Sabtu (15/1/2022) pagi.

“Kita bisa lihat bahwa sepak bola menyatukan perbedaan. Seseorang dengan perbedaan bisa menyatu dalam harmoni saat berlaga di sepak bola,” tuturnya.

Di konteks lokal, lanjut dia, misalnya Maluku, disebutnya banyak etnis dan banyak pulau. Tapi dengan sepak bola, perbedaan itu bisa disatukan.

Demikian pula dalam konteks nasional, bahwa Indonesia juga multiculture, banyak suku, banyak etnik, banyak pulau, dan kita bisa lihat bagaimana tim nasional kita bermain.

“Artinya sepak bola bisa memberikan kontribusi positif terhadap persatuan, perdamaian, dan tentu ini baik bagi Indonesia yang multiculture,” tegasnya.

“(Konflik 23 tahun yang lalu) perlu kita refleksikan sebagai penanda bahwa kita tidak boleh lagi mengulangi kesalahan yang sama atau terjebak pada situasi yang tidak menguntungkan itu.”

Oleh sebab itu, kata Ikhsan kegiatan apa pun yang bisa menjadi bahan refleksi itu penting untuk diapresiasi atau diadakan.

Terkait pelaksanaan kegiatan 'Football for Peace', dia menyebut rencananya tanggal 19 Januari ini akan mengadakan pertandingan eksebisi antara para tokoh dari Maluku dan Jakarta.

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU