> >

Tagihan Listrik Gila-gilaan, Bupati Probolinggo hingga Chef Arnold Protes Keras PLN

Peristiwa | 12 Juli 2020, 11:57 WIB
Ilustrasi meteran listrik. Tagihan Listrik Gila-gilaan, Bupati Probolinggo hingga Chef Arnold Protes Keras ke PLN. (Sumber: (Pixaby)

KOMPAS.TV - Lonjakan tagihan listrik kembali ramai menjadi perbincangan publik. Salah satunya dirasakan Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari.

Dia mengeluhkan tagihan listrik yang naik lebih kurang 275 persen. Namun, saat dikonfirmasi, Tantri enggan menjelaskan nominal tagihan listriknya.

"Tagihan listrik gila-gilaan. Setelah bulan lalu naik sekitar 75% dari bulan sebelumnya, bulan ini naik 200% dari bulan lalu. Jadi jika dibanding tagihan bulan April, bulan ini naik 275 %. Apakah ada yg mengalami seperti saya? Wajarkah?" tulis Bupati Tantri, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, Minggu (12/7/2020).

Baca Juga: PLN Pastikan Tagihan Listrik Melonjak Bukan karena Kenaikan Tarif, Ini Hitung-hitungannya

Tagihan listrik bulan Juli di kediaman pribadi Bupati Probolinggo P Tantriana Sari naik hingga 275 persen. (Sumber: Tangkapan layar/Kompas.com)

Sementara itu, salah satu chef kondang Arnold Poernomo asal Surabaya, juga sempat mengaku kesal dengan tagihan listrik di rumahnya yang membengkak.

Pada akun Twitternya, @ArnoldPoernomo, Kamis (9/7/2020) pukul 11.20 WIB, Arnold menyebut bahwa tagihannya naik menjadi empat kali lipat.

"Woi @infoPLN kenapa tagihan harga listrik rumah saya naik turun dari Rp 2,5 juta jadi Rp 10 juta? Kenapa?" tulis Arnold.

Kekesalan Arnold tersebut sempat menyita perhatian warganet. Kicauan Arnold di-retweet hingga 2.388 kali dan disukai oleh 25.000 warganet di Twitter hingga Jumat (10/7/2020) siang.

Baca Juga: Wah! Kue Oreo Supreme Chef Arnold Untuk Ulang Tahun Presiden Joko Widodo

Chef Arnold Poernomo, juri di program Master Chef Indonesia (Sumber: Instagram/arnoldpo)

Petugas Tak Baca Meteran

Keluhan dua tokoh publik tersebut segera ditanggapi PT Perusahaan Listrik Negara ( PLN).

Menurut PLN, tagihan listrik Bupati Tantri dan Arnold disebabkan akumulasi tagihan sejak adanya pandemi virus corona (Covid-19).

Pasalnya, saat pandemi petugas tidak turun ke lapangan untuk mencatat meteran di stand meter di periode Maret-Mei 2020.

"Selisih pemakaian tersebut terakumulasi ke dalam tagihan Juli 2020 dikarenakan pada akhir Juni angka stand meter sudah bisa dibaca petugas," ujar Manager PLN ULP Ngagel, PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Iva Parastutik, saat dikonfirmasi soal tagihan listrik di rumah Arnold, Jumat (10/7/2020).

Penulis : fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU