> >

Pengamat Nilai 18 Polisi yang Diduga Peras Penonton DWP 2024 Harus Dipecat, Rusak Citra Pariwisata

Peristiwa | 22 Desember 2024, 06:30 WIB
Ilustrasi DWP. Pengamat sebut 18 oknum polisi yang diduga peras penonton DWP 2024 diberi sanksi PTDH. Acara tersebut digelar di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat pada 13-15 Desember 2024 (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus 18 anggota polisi yang diduga melakukan pemerasan terhadap penonton Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 dinilai merusak citra pariwisata, terutama sektor MICE (meeting, incentive, convention, exhibition) di Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto.

Ia mengatakan acara hiburan dan olahraga, sudah tertinggal jauh dari negara tetangga, seperti Thailand dan Singapura.

Hal itu diperburuk dengan tindakan beberapa anggota polisi yang diduga memeras penonton asal Malaysia pada gelaran DWP 2024.

Baca Juga: [FULL] Analisis Kekuatan Timnas Hadapi Filipina Agar Lolos Semifinal AFF 2024

"Promosi pariwisata yang menggunakan anggaran besar, dirusak oleh perilaku oknum-oknum polisi yang tak memiliki awareness pada negeri dan hanya mengejar kepentingan individu dan kelompoknya," kata Bambang di Jakarta, Sabtu (21/12/2024), dikutip dari Antara.

Oleh sebab itu, kata Bambang, 18 orang anggota polisi tersebut harus dijatuhi sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) atau pemecatan.

“Kasus tersebut bukan hanya mempermalukan institusi Polri, tetapi mempermalukan bangsa dan negara. Oknum pelaku tidak cukup diberi sanksi demosi, tetapi PTDH,” ucap Bambang.

"Dampaknya bukan hanya berhenti pada pemberian sanksi etik dan disiplin 18 oknum itu saja, tetapi ada kerugian negara," lanjutnya.

Selain harus diberi sanksi PTDH, ia menilai belasan oknum polisi tersebut harus diproses dengan pidana pungutan liar (pungli) sebagaimana pada Pasal 12 huruf e Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Penulis : Dian Nita Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV, Antara


TERBARU