> >

KPK Ungkap Tersangka Korupsi APD Kemenkes Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp 60 Miliar

Hukum | 20 November 2024, 12:46 WIB
Juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tessa Mahardhika Sugiarto saat memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (7/10/2024). KPK mengungkapkan salah satu tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan APDD Covid-19 di Kementerian Kesehatan, Satrio Wibowo (SW) membeli pabrik AMDK seharga Rp60 miliar.(Sumber: Fianda Sjofjan Rassat/Antara)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan salah satu tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan alat pelindung diri (APD) Covid-19 di Kementerian Kesehatan, Satrio Wibowo (SW), membeli pabrik air minum dalam kemasan atau AMDK seharga Rp60 miliar.

Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika menyebut, pembelian tersebut belum dibayar sepenuhnya oleh Satrio.

"Untuk harga pembelian pabriknya yang disepakati Rp60 miliar namun yang dibayarkan baru Rp15 miliar," kata Tessa dalam keterangannya, Rabu (20/11/2024).

Menurut penjelasannya, sumber dana Satrio untuk membeli pabrik tersebut diduga berasal dari kasus korupsi APD.

Terkait apakah pabrik tersebut akan disita, Tessa mengatakan ada beberapa opsi yang bisa diambil penyidik dalam penanganan terhadap aset yang diduga berasal dari tindak pidana korupsi.

"Itu tergantung penyidik, karena kembali lagi, apakah pabriknya yang akan disita atau uangnya saja, itu melihat situasi di lapangan seperti apa," jelasnya, dikutip dari Antara.

Baca Juga: KPK Tahan 2 Tersangka Kasus Korupsi APD Kemenkes, Kerugian Negara Rp319 miliar

Adapun penyidik mendalami keberadaan pabrik air minum kemasan di Bogor tersebut melalui saksi Agus Subarkah yang merupakan seorang pengusaha.

Dalam kasus tersebut, KPK terlah menetapkan tiga tersangka, yakni mantan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes Budi Sylvana (BS).

Kemudian Direktur Utama PT Permana Putra Mandiri Ahmad Taufik (AT), dan Direktur Utama PT Energi Kita Indonesia (EKI) Satrio Wibowo (SW).

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Antara.


TERBARU