497 Tahun Jakarta: Dua Kali Gagal Ditaklukkan Pasukan Sultan Agung, Gubernur Jenderal Kena Kolera
Humaniora | 20 Juni 2024, 13:43 WIBPihak Mataram mengatakan bahwa mereka ingin berdagang di Batavia. Namun, pihak Belanda mulai curiga. Tiga hari kemudian, tujuh kapal Mataram kembali muncul, dengan alasan minta surat jalan dari pihak Belanda agar dapat berlayar ke Melaka.
Sore harinya, sekitar 20 kapal Mataram menurunkan pasukannya di depan kastil. Belanda pun terkejut dan bergegas masuk ke benteng kecil. Pasukan Mataram kemudian dihujani tembakan dari kastil.
Pada 25 Agustus 1628, 27 kapal Mataram lagi masuk teluk, mereka telah menyatakan dengan jelas keinginannya untuk menyerang Belanda. Esok harinya, terhitung 1.000 prajurit Mataram memasang kuda-kuda di depan Batavia. Tanggal 27 Agustus pasukan Mataram menyerang benteng kecil di sebelah tenggara kota. Sempat unggul dari Belanda, pasukan Mataram mulai mengalami kehancuran karena kurang perbekalan.
Baca Juga: Cara Dapat Tiket Masuk Ancol Gratis dalam Rangka HUT Jakarta 2024, Ini Jadwal dan Ketentuannya
Setahun kemudian, Mei 1629, Sultan Agung kembali menyerang untuk kedua kalinya. Total prajurit yang dibawa adalah 14.000 orang. Kali ini, pasukan Mataram sudah berantisipasi dengan cara mendirikan lumbung-lumbung beras tersembunyi di Karawang dan Cirebon.
Namun, VOC berhasil menemukan mereka dan memusnahkan semuanya. Karena kurang perbekalan, ditambah wabah penyakit malaria dan kolera, kekuatan pasukan Mataram melemah.
Pasukan Mataram kocar-kacir. Namun, meski gagal pasukan Mataram berhasil mengotori Sungai Ciliwung, yang mengakibatkan timbulnya wabah penyakit kolera di Batavia. Sang Gubernur Jenderal pun menjadi korban karena wabah tersebut.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV