> >

497 Tahun Jakarta: Dua Kali Gagal Ditaklukkan Pasukan Sultan Agung, Gubernur Jenderal Kena Kolera

Humaniora | 20 Juni 2024, 13:43 WIB
Gulden seri JP Coen yang menjadi salah satu uang kuno termahal di Indonesia. (Sumber: Dok. Bank Indonesia)

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Dalam usianya yang ke 497 tahun pada 22 Juni nanti, Jakarta menjelma dari sebuah pelabuhan kecil bernama Sunda Kalapa menjadi megapolitan kelas dunia. Dalam kurun waktu nyaris 500 tahun itu, Jakarta menorehkan banyak peristiwa penting yang tercatat dalam buku sejarah.

Salah satunya peristiwa penyerbuan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo (1593 - 1645), raja Kesultanan Mataram yang memerintah pada tahun 1613-1645. 

Nama aslinya adalah Raden Mas Jatmika, atau terkenal pula dengan sebutan Raden Mas Rangsang. Sultan Agung merupakan putra dari pasangan Prabu Hanyokrowati dan Ratu Mas Adi Dyah Banowati. Sultan Agung naik takhta pada tahun 1613 dalam usia 20 tahun.

Mengutip laman Dinas Kebudayaan Yogyakarta, Sultan Agung I ini  dikenal sebagai salah satu raja yang berhasil membawa kerajaan Mataram Islam mencapai puncak kejayaan pada 1627, tepatnya setelah empat belas tahun Sultan Agung memimpin kerajaan Mataram Islam. 

Untuk melebarkan sayap kekuasaannya, Sultan Agung berniat menaklukkan Jakarta yang kala itu bernama Batavia, sebagai salah satu pelabuhan penting di Pulau Jawa. Kala itu, penguasa Batavia adalah perusahaan dagang Belanda (VOC) di bawah Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen yang mengusainya sejak 1619. 

Baca Juga: Jakarta Peringkat Dua Kota dengan Udara Terburuk di Dunia Pagi Ini

Namun keberadaan VOC menjadi penghalang. Situasi menjadi meruncing ketika VOC  mengirimkan dutanya untuk meminta izin Sultan Agung mendirikan loji-loji dagang di pantai Utara Mataram. Namun, hal ini ditolak oleh Sultan Agung karena jika diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC. Penolakan ini kemudian membuat hubungan keduanya merenggang. 

Di sisi lain, melihat kekuatan dan maskapai dagang Belanda membuat Sultan Agung mulai berpikir untuk memanfaatkan VOC dalam persaingannya menghadapi Surabaya dan Kesultanan Banten. Usai berhasil menguasai Surabaya, Banten menjadi sasaran selanjutnya.

Namun, posisi Batavia yang saat itu menjadi penghalang perlu lebih dulu diatasi oleh Mataram. 
Pada April 1628, Kyai Rangga, Bupati Tegal, dikirim sebagai duta ke Batavia untuk berunding. Namun, perundingan ini ditolak oleh JP Coen yang menyebabkan pertempuran pertama.

Dikisahkan, pasukan Mataram membawa 150 ekor sapi, 5.900 karung gula, 26.600 buah kelapa, dan 12.000 karung beras sebagai logistik. 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU