> >

Peran 3 Tersangka Baru Kasus Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Korban Ditunjuk Pertama agar Dipukul

Hukum | 9 Mei 2024, 20:26 WIB
Foto Gedung Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Kementerian Perhubungan berencana untuk merombak kurikulum pendidikan di 33 sekolah kedinasan di bawah naungannya. Hal itu dilakukan sebagai evaluasi setelah siswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika (19), tewas dianiaya seniornya. (Sumber: Dok. STIP)

"Adapun peran masing-masing dari tersangka itu adalah pelaku FA alias A memanggil korban dengan mengatakan 'woi tingkat satu yang makai PDO (pakaian dinas olahraga) sini'. Jadi, turun dari lantai tiga ke lantai dua," ucap dia.

Setelah korban dan teman-temannya turun ke lantai dua, mereka kemudian digiring masuk ke toilet pria lantaran di sana tidak ada CCTV.

Selain memanggil korban, tersangka A juga berperan sebagai pengawas ketika peristiwa tindak kekerasan terjadi.

"Selanjutnya tersangka WJP alias W pada saat proses terjadinya kekerasan eksesif mengatakan, 'jangan malu-maluin, kasih paham'," ucap Kombes Gidion dikutip dari Kompas.com.

Sementara tersangka K berperan sebagai pihak yang menyarankan agar korban Putu Satria yang pertama kali mendapat pukulan.

Baca Juga: Buntut Siswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Kemenhub Segera Rombak Kurikulum di 33 Sekolah Kedinasan

"K menunjuk korban sebelum dilakukan kekerasan eksesif oleh tersangka Tegar dengan mengatakan, 'adikku aja nih mayoret tepercaya'," ujar Kombes Gidion.

Oleh karena petunjuk tersangka K, pelaku utama yakni Tegar langsung terdorong untuk memukul korban Putu Satria. 

Setelah itu, Putu mendapat pukulan di bagian ulu hatinya sebanyak lima kali sampai lemas dan terkapar. Tegar yang panik kemudian berusaha menolong Putu dengan menarik lidahnya.

Namun, pertolangan tersebut pun justru membawa mala petaka bagi Putu. Sebab, karena sebab itu jalur pernapasannya tertutup hingga akhirnya korban tewas.

Baca Juga: Menhub Berencana Moratorium STIP Jakarta, Imbas Taruna Tewas Dianiaya Senior

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com


TERBARU