> >

Respons Partai di KIM dan PKB soal Saran Luhut ke Prabowo Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Politik | 7 Mei 2024, 05:45 WIB
Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, melarang pejabat negara melakukan perjalanan ke luar negeri. (Sumber: Kemenkomarves)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Masukan Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto untuk tidak mengajak toxic people mendapat respons dari partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Ada yang menilai saran tersebut menjadi masukan yang baik, ada juga yang berpendapat Prabowo punya penilaian tersendiri dalam membentuk kabinetnya nanti. 

Partai Gerindra menilai masukan Luhut merupakan perlu disikapi dengan baik. Masukan tersebut akan disampaikan ke Prabowo, untuk menjadi bahan pertimbangan dalam nantinya menyusun kabinet Prabowo-Gibran.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman mengakui masukan tersebut sangat penting. Sebab sudah seharusnya menteri yang ditunjuk harus bisa sejalan dan satu visi dengan presiden.

Apalagi tantangan untuk mewujudkan visi Indonesia sebagai negara maju menuju Indonesia Emas 2024 tidak sedikit. 

Baca Juga: Gibran soal Pesan Luhut Jangan Bawa Orang Toxic di Kabinet: Memang Siapa Orangnya?

Namun Habiburokhman menilai jika untuk kepentingan bangsa dan negara para elit yang ditunjuk sebagai menteri di kabinet Prabowo-Gibran nanti tidak memiliki sifat toxic atau orang yang memberi dampak buruk terhadap orang lain. 

"Tentu ini sebuah nasihat masukan dari senior kepada juniornya bahwa antara presiden dengan menteri harus ada kesamaan visi, bagaiaman pengelolaan negara yang maksimal supaya target-target kebangsaan terutama Indonesia Emas 2045 bisa tercapai. Kalau untuk bangsa dan negara, elit-elit kita ini tidak ada yang toxic lah," ujar Habiburokhman saat dikonfirmasi, Senin (6/5/2024). 

Lain halnya penilaian dari PAN. Ketua Umum PAN Zulkfili Hasan menyatakan pemilihan sosok yang masuk dalam kabinet adalah hak prerogatif presiden.

Zulhas, sapaan Zulkifli Hasan, meyakini Prabowo punya penilaian tersendiri untuk memilih para menteri yang membantunya di pemerintahan.

"Pak Prabowo sebagai presiden terpilih punya hak prerogatif, terserah beliau saja. Tahu mana yang terbaik," ujar Zulhas. 

Baca Juga: Cak Imin Tanggapi Pesan Luhut ke Prabowo yang Sebut Jangan Bawa Orang ‘Toxic’ ke Pemerintahan

Sementara itu Partai Golkar sepakat dengan Luhut, bahwa orang yang punya sifat toxic bakal membahayakan pemerintahan.

Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono meyakini masukan Luhut tidak menyasar ke Golkar. Menurutnya Golkar selalu memberikan kader terbaik untuk membantu di pemerintahan. 

Dalam dua periode pemerintahan Joko Widodo misalnya, kader Golkar yang ada di kabinet memberikan kinerja yang terbaik dalam membantu presiden menjalankan pemerintahan.

"Termasuk Pak Luhut itu kan (kader) Golkar. Semua menteri-menteri dan pejabat dari Golkar telah terbukti hasil karya nyatanya," ujar Dave, dikutip dari Kompas.com

Dave menambahkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pastinya akan memberikan kader terbaik dalam membantu pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang. 

Baca Juga: Penjelasan Jubir soal Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

"Kita akan terus berkarya dalam pemerintahan yang berikutnya. Pastinya orang yang toxic jangan masuk dalam pemerintahan, bahaya untuk rakyat," ujar Dave. 

Selain Gerindra, PAN dan Golkar, PKB juga memberi komentar terkait saran Luhut ke Prabowo. 

Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan menjauhi toxic people atau orang-orang yang memberi dampak buruk terhadap orang lain, bukan hanya harapan Luhut. Semua orang pastinya ingin kepemimpinan yang baik. 

"Bukan hanya harapan Pak Luhut siapapun ingin kepemimpinan kabinet yang baik. Bagaimana kriterianya saya kira semua orang paham," ujar Muhaimin. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU