> >

Sekjen PBNU: Perlu Ada Regenerasi Kepemimpinan PKB, Biar Lebih Sehat

Politik | 29 April 2024, 07:03 WIB
Sejumlah bendera Nahdlatul Ulama (NU) mulai dipasang di Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Rabu (17/3/2010). Hal ini menandai pelaksanaan Muktamar NU ke-23 yang akan berlangsung di Celebes Convention Centre, Makassar, 23-28 Maret 2010.. (Sumber: KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf sebut Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) perlu melakukan regenarasi kepemimpinan. Dengan begitu, PKB bisa tumbuh menjadi partai politik yang lebih sehat.

“Perlu ada regenerasi biar lebih sehat,” ucap Saifullah Yusuf dalam acara halalbihalal PBNU kepada Jurnalis KompasTV Maryo Anugerah Sarong, Minggu (28/4/2024).

Dalam keterangannya, Gus Ipul demikian Syaifullah Yusuf akrab disapa, juga merespons langkah politik PKB yang kini merapat ke kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Baca Juga: Jokowi Masukkan Program Unggulan Prabowo-Gibran ke RKP dan RAPBN 2025

Bagi Gus Ipul, sikap PKB yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin untuk bergabung ke Prabowo-Gibran sebagai keputusan terlambat.

“Telat ya keputusannya,” ujarnya.

Di sisi lain, ia mengapresiasi sikap kenegarawanan Prabowo Subianto sebagai pemenang Pilpres 2024 yang mau merangkul semua pihak.

Pembukaan Muktamar PKB 2014-Ribuan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hadir dalam pembukaan Muktamar PKB 2014 di Hotel The Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (31/8/2014).. (Sumber: KOMPAS/P RADITYA MAHENDRA YASA)

“Saya mengakui (kenegarawanan -red) Pak Prabowo yang mau merangkul semua pihak,” kata Gus Ipul.

Sebelumnya dalam kontestasi Pilpres 2024, PKB yang dipimpin Muhaimin Iskandar berada di posisi berseberangan dengan Prabowo-Gibran. Muhaimin maju bersama Anies Baswedan dan diperkuat oleh Partai NasDem, PKS, juga PKB.

Baca Juga: Jokowi Dukung Keputusan Prabowo-Gibran Rangkul Semua Komponen Bangsa, Persatuan Nasional Dibutuhkan

Namun hasil keterpilihan pasangan Anies-Muhaimin berada di urutan kedua setelah Prabowo-Gibran yang meraih 58 persen suara. Hasil tersebut kemudian membuat pasangan Anies-Muhaimin menggugat ke Mahkamah Konstitusi sebagai perkara sengketa Pilpres 2024. Pasangan Anies-Muhaimin menganggap ada kecurangan dibalik kemenangan Prabowo-Gibran.

Namun hasil putusan final dan mengikat Mahkamah Konstitusi menyatakan tidak ada kecurangan dibalik kemenangan Prabowo-Gibran. KPU pun menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang Pilpres 2024.

 

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU