> >

Indikator Politik: Ada Sinyal untuk Prabowo dan Jokowi di Balik Rencana PPP Bergabung ke KIM

Politik | 17 April 2024, 07:13 WIB
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi di Kompas Petang, Kompas TV, Minggu (17/3/2024). (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)

"Empat partai pendukung Pak Prabowo tidak genap magic number 50 persen plus 1. Jadi siapapun partai yang masuk lebih awal untuk menggenapi kekurangan KIM mendapatkan mayoritas sederhana di parlemen, itu daya tawarnya tinggi," ujar Muhtadi 

Muhtadi menambahkan, selain harus menyelesaikan permasalahan ambang batas parlemen 4 persen, tantangan PPP untuk bisa bergabung di KIM adalah adu cepat dengan Partai NasDem. 

Baca Juga: Tidak Keberatan Beralih Dukung Prabowo-Gibran, Sekjen PDI-P Hasto: Kami Tak Ingin Sejarah PPP Hilang

Diketahui NasDem juga sudah mengirimkan sinyal untuk mau bergabung di KIM dan mendukung Prabowo-Gibran. 

Jika NasDem lebih dulu bergabung ke koalisis pendukung Prabowo-Gibran, posisi tawar PPP akan lemah.

Sebab masuknya NasDem menggenapi kekuatan KIM di DPR sudah lengkap 50 persen plus satu. 

"Kalau NasDem duluan masuk otomatis daya tawar partai lain turun. Jadi saya melihat pernyataan taktis Pak Mardiono untuk itu. Satu sisi untuk menyelamatkan partainya, dan untuk menyelamatkan partainya Pak Prabowo punya kepentingan agar PPP lolos PT. Sebab kalau tidak lolos PT enggak ada nilainya itu PPP," ujar Muhtadi. 

 

Penulis : Johannes Mangihot Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU