> >

Kemenkes Belum Mendeteksi Adanya Risiko Kasus Virus B di Indonesia

Peristiwa | 10 April 2024, 03:00 WIB
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan, Kementerian Kesehatan mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Lonjakan Kasus COVID-19. (Sumber: FK UI)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Kementerian Kesehatan mengatakan hingga kini mereka belum mendeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (9/4/2024).

“Ini penyakit masih penyakit zoonotik, dan kalau lihat kecepatan jumlah orang yang sakit, sampai saat ini baru dilaporkan satu orang,” ucap Nadia.

Nadia lebih lanjut menuturkan, penyakit tersebut ditularkan melalui gigitan atau cakaran binatang, bukan dari manusia ke manusia. Oleh karena itu, menurutnya sulit bagi penyakit itu untuk ditularkan secara cepat.

Baca Juga: ASDP: Tren Penumpang dan Kendaraan yang Akses Moda Ferry pada Lebaran 2024 Naik Signifikan

Kendati demikian, Nadia mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap waspada, terutama bagi warga negara Indonesia yang berlibur ke Hong Kong, China, atau negara yang melaporkan kasus serupa.

“Penularan manusia ke manusia hampir tidak terjadi, sangat kecil. Untuk itu, hindari monyet, jangan memberi makan, dan bila ada luka akibat gigitan atau cakaran cuci dengan air mengalir dan sabun,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Nadia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk segera ke fasilitas kesehatan apabila diserang monyet.

Sebelumnya, di berbagai media dikabarkan seorang pria berusia 37 tahun diserang dan dilukai oleh monyet-monyet di Kam Shan Country Park, Hong Kong, pada akhir Februari.

Kemudian berdasarkan situs pemerintah Hong Kong, pria tersebut mendadak jatuh sakit setelah beberapa minggu diserang monyet-monyet. Pria tersebut lalu dilarikan ke UGD di Rumah Sakit Yan Chai pada 21 Maret.

Baca Juga: Bahlil Respons Tulisan Megawati soal Penyalahgunaan Kekuasaan di Pilpres 2024: Jangan Suudzon

Selanjutnya, Pusat Perlindungan Kesehatan Hong Kong pada Rabu 3 April 2024 menemukan bahwa spesimen cairan serebrospinal pria itu positif virus B. Kini, kondisi pria itu kritis, dan dia menjalani perawatan intensif.

Kemudian Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyampaikan infeksi virus B sangat langka, namun dapat menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian apabila tidak ditangani sesegera mungkin.

 

Seseorang dapat terjangkit virus B apabila mereka digigit atau dicakar monyet yang terinfeksi, atau bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut monyet tersebut.

Gejala-gejala virus B mirip dengan flu, seperti demam, nyeri otot, kelelahan, serta sakit kepala. Selain itu, kata CDC, ada kemungkinan area kulit atau luka yang bersentuhan dengan monyet melepuh.

Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU