> >

Cerita Mahasiswa Magang di Jerman: Jadi Tukang Paket hingga Kuli Bangunan, Nanggung Utang Rp7,6 Juta

Peristiwa | 26 Maret 2024, 17:50 WIB
Ilustrasi petugas mengangkut pengiriman paket. (Sumber: Pixabay)

"Paketnya macam-macam beratnya 0,5 sampai 30 kilogram. Kami harus bolak-balik naik tangga tiga lantai untuk bawa barang-barang ke bagian pengemasan tanpa alat apa pun,” ujar RM.

Sebulan bekerja di tempat logistik itu, pada akhir November 2023, RM menceritakan semua yang dialaminya ke lembaga nonpemerintah di Indonesia, Beranda Perempuan dan Beranda Migran. Kepada mereka, RM mengaku merasa dieksploitasi dan diperbudak.

Lalu, pada 2 Desember 2023, RM dan belasan mahasiswa Indonesia yang bekerja di ID Logistics dipecat. Alasannya, mereka dinilai tidak bisa mencapai target produktivitas.

Baca Juga: Lowongan Kerja Magang di DPR RI Terbaru, Ada 25 Posisi yang Dibuka, Begini Cara Daftarnya

Usai dipecat, RM sempat menganggur lagi sekitar dua minggu. Pada 11 Desember 2023, agen penyalur mereka Brisk tiba-tiba mengirim surat pemutusan kontrak. Namun, RM menolak tanda tangan.

Agen penyalur kemudian menyuruh lagi RM bekerja di perusahaan pertanian Lohnbetrieb Stührenberg, Schwanewede. Namun, perusahaan menolak karena RM tidak memiliki alat transportasi dan tempat tinggal.

Baru pada 18 Desember 2023, RM mendapat pekerjaan sebagai penyortir buah di Nordgemüse Krogmann, Hanover. RM hanya dua hari bekerja di situ. Ia kembali menganggur dan hampir diusir dari apartemen karena Brisk tidak membayar sewa.

Tiba-tiba pada 27 Desember 2023, RM dipekerjakan oleh agen penyalur lain, RAJ-Personalservices. Pemilik perusahaan itu mempekerjakan RM dan tiga mahasiswa Indonesia tanpa kontrak kerja di apartemen pribadinya di Bremen. 

“Saya dan teman-teman disuruh ngupas cat, benerin dinding dan lantai apartemen dia. Simpelnya, tuh, kami dijadiin kuli bangunan,” ucap RM.

Baca Juga: Lowongan Kerja Magang Anak Usaha PT Pertamina, Pendaftaran Dibuka hingga 26 November

Pada 30 Desember 2023, kontrak ferienjob rampung dan ia pun akhirnya pulang ke Indonesia. Selama tiga bulan di Jerman, RM mengaku hanya mengantongi pendapatan bersih Rp1,8 juta. 

Itu pun ia masih menanggung utang Rp7,6 juta untuk biaya izin kerja dan biaya layanan dari perusahaan penyalur.

 

Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.id


TERBARU