ICW Sebut KPK Harusnya Tetapkan Eddy OS Hiariej Jadi Tersangka Lagi seperti Setya Novanto
Hukum | 27 Februari 2024, 21:15 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Indonesia Corruption Watch (ICW) sebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harusnya bisa segera melanjutkan proses penyidikan terhadap mantan Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Eddy OS Hiariej dengan dasar surat perintah penyidikan yang sudah ada. Sebab, putusan praperadilan terhadap Eddy tidak menganulir keabsahan sprindik tersebut.
Demikian peneliti ICW Diky Anandya dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas TV, Selasa (27/2/2024).
“Harusnya tidak ada alasan bagi KPK untuk menunda penetapan Eddy sebagai tersangka,” tegas Diky.
Apalagi, sambung Diky, penetapan ulang seseorang sebagai tersangka pasca-praperadilan bukan tidak pernah dilakukan oleh KPK.
Baca Juga: AHY Serahkan kepada Prabowo soal PPP Gabung ke Koalisi Indonesia Maju
“Dulu, dalam perkara Setya Novanto, mantan Ketua DPR RI itu pernah memenangkan praperadilan melawan KPK pada 29 September 2017. Namun, tak lama berselang, tepatnya 31 Oktober 2017, KPK kembali menetapkan Setya sebagai tersangka,” ujar Diky.
Selain itu, sah atau tidaknya penetapan tersangka sebenarnya tidak menggugurkan tindak pidana. Hal ini didasarkan pada Pasal 2 ayat (3) Peraturan Mahkamah Agung atau Perma No. 4 Tahun 2016 tentang larangan peninjauan kembali putusan praperadilan.
“Artinya, kewenangan penyidik untuk menetapkan kembali seseorang sebagai tersangka berdasarkan bukti permulaan yang cukup masih terbuka lebar,” tegas Diky.
“Selain itu, ketentuan ini juga diperkuat dengan putusan Mahkamah Konstitusi nomor 42/PUU-XV/2017 yang memungkinkan penegak hukum untuk menggunakan alat bukti yang pernah dipakai pada perkara sebelumnya dengan catatan alat bukti tersebut harus disempurnakan.”
Diky lebih lanjut pun menilai KPK tidak serius menyikapi dikabulkannya permohonan praperadilan Eddy. Pasalnya hingga saat ini, KPK tak kunjung bertindak menetapkan Eddy sebagai tersangka.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV