Tom Lembong Kritik Food Estate: Kegagalan-Kegagalan yang Bersifat Konyol
Rumah pemilu | 26 Januari 2024, 15:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Co-captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) Tom Lembong menyebut kegagalan-kegalan yang terjadi dalam proyek lumbung pangan atau food estate bersifat konyol dan mendasar.
Pada debat keempat Pilpres 2024 atau debat kedua cawapres, Minggu (21/1/2024) lalu, Muhaimin atau Cak Imin mengkritik program food estate yang disebutnya justru menimbulkan konflik agraria, bahkan merusak lingkungan.
“Food estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria, dan bahkan merusak lingkungan kita. Ini harus dihentikan,” kata Cak Imin.
Terkait masalah ini, Tom mengatakan kegagalan proyek food estate karena minimnya konsultasi dengan publik.
"Ya ini kembali lagi kepada proses dan prosedur terutama minimnya konsultasi publik, minimnya apa dialog dengan ahli, pakar dan bahkan dalam hal ini petani lokal," kata Tom dalam program Livi On Point yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (25/1/2024) malam.
Tom kemudian menyinggung viralnya pengakuan petani yang menyebut tanah di Gunung Mas, Kalimantan Tengah, tidak mungkin ditanami singkong.
Menurutnya, hal itu tidak akan terjadi jika ada kajian sebelum proyek dieksekusi.
Baca Juga: Blak-blakan, Ini Alasan Tom Lembong Dukung Anies Meski Sempat Jadi Menteri Jokowi
"Kajian-kajian, penelitian, yang konsumsi publik itu harus dilakukan sebelum proyek dieksekusi. Ini malah proyek dieksekusi dulu, ternyata berbenturan dengan banyak realita kemudian kan bolak-balik ngawur," ujarnya.
Lebih lanjut, Tom juga menyebut kegagalan-kegagalan yang terjadi pada proyek food estate bersifat konyol karena disebabkan kesalahan yang mendasar.
"Kegagalan-kegagalan yang kita lihat, itu sebetulnya bersifat konyol," lanjut Tom.
"Harusnya dari awal, ini sangat mendasar. Tanya saja dengan warga lokal. Kira-kira apa tanaman yang cocok untuk kondisi lahan di situ. Tapi karena ini sangat top down, bukan bottom up, akhirnya hal-hal yang sangat mendasar malah mengganjal," sebutnya.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV, Kompas.id