Gibran Sebut Perlu Tumbuhkan Rasa Memiliki agar Masyarakat Tetap di Desa, Contohkan di Mojokerto
Rumah pemilu | 21 Januari 2024, 22:39 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Calon wakil presiden (cawapres) RI nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menilai perlu menumbuhkan rasa memiliki pada masyarakat desa agar berminat untuk tinggal dan membangun daerahnya.
Pernyataan Gibran tersebut disampaikan dalam debat keempat Pilpres 2024 atau debat kedua cawapres, Minggu (21/1/2024) di Jakarta, menanggapi jawaban cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atas pertanyaan panelis.
Dalam debat tersebut, panelis menanyakan strategi paslon agar masyarakat desa lebih berminat tinggal di desa dan membangun daerahnya.
“Intinya di sini adalah bagaimana kita bisa menumbuhkan rasa sense of belonging (rasa memiliki, red) dari masyarakat desa,” kata Gibran.
Gibran kemudian menceritakan dirinya pernah berkunjung ke salah satu desa wisata di Mojokerto, Jawa Timur.
“Saya pernah ke Mojokerto, di situ ada desa, desa wisata nomor satu se-Indonesia, kemarin dapat penghargaan dari Pak Sandiaga Uno.”
Baca Juga: Cak Imin: Pak Gibran, Semua Ada Etikanya, Kita Diskusi, Bukan Tebak-tebakan Singkatan
“Intinya adalah, ini adalah desa wisata, dibangun dengan crowdfunding (pendanaan orang banyak, red), jadi masyarakat desa punya saham di destinasi wisata tadi,” tambahnya.
Cara seperti itu, menurut Gibran, merupakan cara yang baik agar masyarakat desa tidak mencari pekerjaan di kota.
“Ini salah satu contoh yang baik, cara bagaimana agar masyarakat desa tidak meninggalkan desa atau mencari pekerjaan di kota,” kata Gibran.
“Kita bangun sense of belonging, kita pengin program-program yang sudah dijalankan di Mojokerto ini juga bisa dijalankan di desa-desa yang lain.”
Merespons pernyataan Gibran tersebut, Muhaimin mengatakan ada yang lebih penting, yakni desa harus terus diberi fasilitas intensif.
“Apa yang disampaikan Pak Gibran lebih dari upaya kita untuk menggerakkan ekonomi daerah, sehingga tumbuhlah crowd, tumbuhlah daya tarik,” kata Muhaimin.
“Yang lebih penting dari itu adalah desa ini harus terus diberi fasilitas intensif untuk bisa lebih maju.”
Oleh karena, lanjut dia, keinginannya adalah menambah anggaran desa minimal Rp5 miliar per desa agar desa bisa lebih maju lagi.
“Itu betul-betul keinginan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan SDM di tingkat desa,” kata Cak Imin, sapaan akrabnya.
Sebelumnya, dalam menjawab pertanyaan panelis, Cak Imin menilai pembangunan di masa Orde Baru gagal karena membangun dari atas.
“Sebetulnya diawali dari paradigma. Paradigma pembangunan kita apa. Dulu kita gagal zaman Orde Baru karena kita membangun dari atas,” kata dia.
“Dengan pembangunan desa, kita membangun dari bawah. Dengan membangun dari bawah, akan tumbuh kehidupan kemasyarakatan, ekonomi, sosial, budaya, yang akan terus terjaga dan lestari.”
Oleh karena itu, kata dia, sejak terbentuk undang-undang pembangunan desa, yang diikuti dengan penerapan dana desa, akan terbangun infrastruktur dan transformasi desa dari desa tertinggal menjadi desa maju dan mandiri.
Baca Juga: [FULL] Panas! Gibran Sindir Imin soal Botol Plastik dan Contekan, Mahfud Sebut Jawaban Gibran
“Hari ini sudah 13 ribu desa yang tertinggal menjadi desa maju, desa mandiri, sekarang tinggal empat ribu saja. Ini bukti bahwa infrastruktur kita berjalan baik, dana desa terlaksana dengan baik, sehingga masyarakat desa semakin kerasan.”
“Nanti ke depan kita akan siapkan lagi, naikkan lagi anggaran Rp5 miliar per desa, agar apa? Tidak hanya infrastrukturnya yang baik, tetapi juga ada kehidupan ekonomi yang tumbuh melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), melalui berbagai kegiatan wirausaha yang tumbuh, pertanian, peternakan, ekonomi kreatif tumbuh di desa, sehingga orang tertarik di desa,” bebernya.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV