> >

Pakar Komunikasi Politik Sebut Penggunaan Singkatan di Debat Cawapres Perlu Dievaluasi

Rumah pemilu | 27 Desember 2023, 20:51 WIB
Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto di Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (27/12/2023). (Sumber: Tangkapan layar KOMPAS TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Komunikasi Politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto mengungkapkan, penggunaan akronim atau singkatan dalam debat calon wakil presiden (Cawapres) pada 22 Desember 2023 perlu dievaluasi.

"Iya jelas ya, ini (penggunaan akronim -red) perlu dievaluasi untuk debat ketiga, keempat, dan kelima," kata Gun Gun di program Kompas Petang, Kompas TV, Rabu (27/12/2023).

Gun Gun menerangkan, formula pertanyaan dari masing-masing kandidat yang berdebat seharusnya menyentuh hal-hal substansial, bukan hal instrumental seperti penggunaan akronim yang merupakan pertanyaan jebakan.

"Pertama soal formula pertanyaan dari masing-masing kandidat, itu menurut saya memang perlu menyentuh hal-hal substansial tanpa terjebak pada hal-hal instrumental," terangnya.

Ia menjelaskan, hal-hal instrumental di antara pemilihan diksi berupa akronim, kemudian hal yang sangat teknis di lokus tertentu yang sangat spesifik yang mungkin tidak dimengerti oleh mitra berdebat, termasuk juga oleh kalangan masyarakat yang multistrata. 

"Karena tingkat pendidikan itu beragam dan tidak semua orang juga menguasai bidang-bidang yang sangat teknis, maka pertanyaan dari para kandidat itu memberikan stimulan pada munculnya ide, gagasan, dan orientasi ke depan lebih jelas," tegasnya.

Baca Juga: KPU Lalai soal Surat Suara di Taipei Tercoblos, Komisi II: Ini Fatal, Bawaslu Wajib Investigasi

Gun Gun menerangkan, debat paslon pada Pilpres 2024 bertujuan untuk mengelaborasi pemikiran dari para kandidat, bukan menjebak mitra debat.

"Contoh misalnya 3 cawapres kemarin, itu kan diminta bgaimana mereka mengelaborasi sub-sub tema, jangan kemudian justru yang menjadi persoaln adalah akronim yang masuk kategori pertanyaan jebakan, padahal kan substansinya bagaimana memosisikan Indonesia di bawah kepemimpinannya nanti," jelasnya.

Ia pun mengungkapkan bahwa debat memiliki 2 makna, yakni makna instrumental dan makna substansial.

 

Makna instrumental, kata dia, terhubung dengan kepentingan para kandidat untuk membangun impresi. 

"Ini impression management, karena kan banyak yang ingin tahu dan apakah misalnya komunikasi politik yang dibangun oleh mereka itu mampu menggerakan, mempersuasi pemilih terutama yang belum menentukan pilihan atau masih bimbang dengan pilihannya," ujarnya.

Baca Juga: Soal SGIE Gibran di Debat Cawapres, TPN Desak KPU Tegas: Nanti akan Saling Menjebak soal Singkatan

Makna substansial, menurut dia, debat bisa menjadi bahan pertimbangan yang harus menyentuh hal-hal yang memang diperlukan oleh masyarakat Indonesia.

"Kehadiran mereka (kandidat Capres dan Cawapres -red) sebagai problem solver (pemecah masalah) di sub tema yang diperdebatkan," jelasnya.

Di sisi lain, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI melaksanakan rapat evaluasi debat kedua Pilpres 2024 bersama tim pasangan calon presiden dan wakil presiden di Kantor KPU RI, Jakarta, Rabu (27/12/2023).

Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa pertemuan pihaknya dengan tim pendukung masing-masing paslon akan membahas evaluasi debat.

"Pertemuan ini kami akan susun beberapa hal, misalnya, timeline evaluasi diri debat kemarin ada beberapa hal yang akan kami bahas," katanya, Rabu (27/12/2023).

Baca Juga: Gibran Disebut Tiru Cara Debat Jokowi pada Pilpres 2019, Ganjar: Namanya Juga Anaknya

Hasyim mengatakan, besok Kamis (28/12) KPU akan bertemu dengan pihak stasiun TV penyelenggara debat ketiga. Setelah itu, KPU akan menjadwalkan pertemuan dengan stasiun TV penyelenggara debat dan tim pasangan calon presiden dan wakil presiden.

"Kalau lihat pola kemarin, sebagaimana pelaksanaan debat pertama, kami siapkan debat kedua, biasanya rapat koordinasinya dua sampai tiga kali," terangnya.

"Nanti biasanya laporan atau perbandingan dari TV penyelenggara, kalau pelaksanaan pada tanggal 7, kami bisa mundur kapan dilanjutkan rapat, kapan semacam dilakukan rapat evaluasi," sambungnya.

Ia menekankan, rapat evaluasi debat merupakan kegiatan rutin untuk memastikan pelaksanaan debat yang akan datang dapat berjalan lebih baik.

"Setiap setelah melaksanakan debat, kami akan melakukan evaluasi dalam rangka untuk memastikan langkah ke depan debat berikutnya lebih baik lagi," jelas Hasyim, dilansir dari Antara.

Diketahui, sikap Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang memberikan pertanyaan State of the Global Islamic Economy (SGIE) atau posisi ekonomi syariah Indonesia secara global kepada cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar dikritisi oleh timses paslon nomor urut 1 dan 3.

"Iya pasti akan dievaluasi semua masing-masing, apakah mic-nya, apakah tampil tidak di podium, apakah peran moderator, singkatan-singkatan, bahasa asing dan seterusnya nanti semua akan kita evaluasi," kata Hasyim pada Selasa (26/12/2023).

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU