> >

Kronologi Anak Anggota DPR Diduga Aniaya Pacar, Korban Dimasukkan Bagasi Saat Tak Sadarkan Diri

Peristiwa | 6 Oktober 2023, 14:23 WIB
Ilustrasi. Berikut kronologi penganiayaan oleh anak anggota DPR RI hingga menghilangkan nyawa seorang perempuan. (Sumber: Kompas.com)

SURABAYA, KOMPAS.TV - Anak anggota DPR RI asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berinisial RT diduga menganiaya pacar atau teman dekatnya berinisial DSA (29) hingga tewas di sebuah kelab malam di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (3/10/2023) malam. Berikut kronologi penganiayaan oleh anak anggota DPR RI hingga menghilangkan nyawa seorang perempuan.

DSA, warga Sukabumi, Jawa Barat diduga dianiaya RT usai terjadi perselisihan di diskotek antara keduanya. Pengacara korban, Dimas Yemahura menyebut tewasnya DSA diduga karena penganiayaan.

Baca Juga: Polisi Periksa 15 Saksi soal Kasus Penganiayaan Wanita hingga Tewas oleh Kekasihnya di Surabaya

Hingga berita ini diturunkan, Polrestabes Surabaya mengaku telah memeriksa belasan saksi dan mengumpulkan rekaman CCTV di sekitar tempat kejadian perkara. Jenazah korban pun diautopsi di RSUD dr. Soetomo Surabaya.

Kronologi anak DPR aniaya pacar hingga tewas

Dimas Yemahura mengungkapkan, peristiwa penganiayaan bermula ketika korban bersama RT dan teman-temannya mendatangi sebuah diskotek di Jalan Mayjend Jonosewojo Surabaya pada Selasa (3/10) malam. Saat berada di diskotek, DSA dan RT cekcok dan diduga pelaku melakukan tindak kekerasan.

“Mbak DSA pada Selasa malam diajak oleh teman-temannya termasuk saudara RT ke klub malam. Kemudian di dalam itu ada perselisihan antara saudara RT ini dengan Mbak DSA,” kata Dimas.

Korban diduga dianiaya hingga tak sadarkan diri di lantai bawah gedung. Alih-alih menolong, langkah pertama RT adalah merekam dan menertawakan korban.

"Saudara RT malah memvideo Mbak DSA yang tergeletak di halaman basement dan mengatakan dia enggak tahu kenapa tergeletak," kata Dimas dikutip Kompas.com.

Seorang petugas kemudian mengingatkan RT perihal korban yang tak sadarkan diri. Terduga pelaku kemudian memasukkan korban ke bagasi mobil untuk dibawa ke salah satu apartemen di Jalan Puncak Indah Lontar Surabaya, Rabu (4/10) dini hari.

"Setelah diingatkan petugas basement untuk membawa, malah Mbak DSA ini dimasukkan ke bagasi mobil belakang," kata Dimas.

“Mbak DSA sudah tidak ada napas. Setelah tidak ada napas, dia (terduga pelaku) memanggil petugas keamanan, kemudian dipanggil lah pengelola apartemen," ujarnya.

RT kemudian membawa korban ke National Hospital Surabaya yang berada di dekat apartemen. Namun, DSA ternyata telah meninggal dunia sekitar 30 menit sebelumnya.

“Artinya sudah tidak bernyawa dimungkinkan terjadi di klub malam. Adanya pembiaran petugas di klub malam," kata Dimas.

Terdapat luka lebam di kaki jenazah korban yang menjadi indikasi penganiayaan. Namun, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menegaskan pihaknya masih menunggu hasil autopsi untuk meneruskan kasus.

"Terkait dengan penyebab kematian korban, ataupun beberapa pertanyaan temuan (luka lebam) yang dialami oleh korban, tentu ini menjadi ranahnya dokter nanti," kata Hendro.

Pesan korban sebelum meninggal mengindikasikan kekerasan

Dimas Yemahura mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, DSA sempat mengirim pesan ke keluarganya. Pesan itu diduga dikirimkan saat DSA dianiaya RT.

"Voice note (pesan suara) korban saat dilakukan penganiayaan (oleh) si RT ini kami ada," kata Dimas.

"Memang tidak kami share dan tunjukkan sebelum proses hukum dijalani serius," ujarnya.

Dimas menyebut pesan suara terakhir korban berisi suara DSA yang mempertanyakan mengapa ia harus mengalami penganiayaan. Sebelumnya, DSA juga disebut sempat menghubungi keluarganya beberapa hari sebelum meninggal.

Saat itu, DSA mengaku merasa kesakitan di beberapa bagian tubuh. Terdapat memar di tubuh korban.

“Korban sempat menghubungi keluarganya, tapi dengan alasan yang bersangkutan sakit. Dan keluarganya tahu anaknya memar," kata Dimas.

Korban juga sempat mengunggah video di TikTok ketika hari penganiayaan. Saat itu, korban tampak berbicara ke arah kamera dan mengindikasikan terjadi penganiayaan.

"Cewe nya mati matian jaga hati buat cwo nya, eh cwo nya mati matian buat matiin cewe nya," tulis korban dalam unggahan tersebut.

Baca Juga: Anak DPRD Bekasi Perkosa Remaja, Pelaku Iming-Imingi Pekerjaan, Malah Sekap dan Jual Korban

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Kompas.com


TERBARU