> >

29 September: Hari Sejarah Pemilu Pertama di Indonesia. Begini Proses, Sistem, dan Hasilnya

Peristiwa | 29 September 2023, 23:00 WIB
Gambaran Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955 (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS TV - Tanggal 29 September memiliki arti penting bagi sejarah demokrasi di Indonesia. Pasalnya, pada tanggal itu-lah untuk pertama kalinya Indonesia menggelar Pemilihan Umum atau Pemilu.

Pemilihan Umum tahun 1955 di Indonesia adalah tonggak penting dalam sejarah politik yang menggambarkan kemajuan demokrasi dalam negara ini.

Dengan partisipasi banyak partai politik dan sistem pemilu yang beragam, pemilu ini memungkinkan warga Indonesia untuk aktif berpartisipasi dalam proses demokrasi.

Proses Pemilu 1955

Pendaftaran untuk Pemilu 1955 dimulai pada bulan Mei 1954 dan berakhir pada November 1954. Total jumlah penduduk yang memenuhi syarat untuk ikut pemilu mencapai 43.104.464 jiwa.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 87,65 persen atau sekitar 37.875.229 jiwa menggunakan hak suara mereka. Menariknya, pada saat itu, anggota TNI dan Polri juga diperbolehkan untuk memberikan suara mereka, berbeda dengan aturan pemilu saat ini.

Baca Juga: Dipimpin Komjen Fadil Imran, Polri Kerahkan 434.197 Personel untuk Amankan Pemilu 2024

Pemilu pertama ini melibatkan 208 daerah kabupaten, 2.139 kecamatan, dan 43.429 desa di seluruh Indonesia. Pelaksanaannya dilakukan dalam dua gelombang yang berbeda:

1. Gelombang Pertama (29 September 1955) - Memilih Anggota DPR

Pada tanggal 29 September 1955, pemilu pertama diadakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Sebanyak 29 partai politik dan individu bersaing dalam tahap ini.

2. Gelombang Kedua (15 Desember 1955) - Memilih Anggota Konstituante

Tahap kedua pemilu, yang diadakan pada tanggal 15 Desember 1955, bertujuan untuk memilih anggota Konstituante.

Proses penyelenggaraan Pemilu 1955 tidak hanya melibatkan pemilih, tetapi juga memerlukan biaya sekitar Rp 479 juta untuk perlengkapan teknis, seperti pembuatan kotak suara dan pemberian honorarium kepada panitia penyelenggara.

Selain pemilihan anggota DPR dan Konstituante, ada juga pemilihan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPRD) yang dilakukan dalam dua tahap terpisah.

Tahap pertama dilaksanakan pada bulan Juni 1957 untuk wilayah Indonesia Bagian Barat, sedangkan tahap kedua diadakan pada bulan Juli 1957 untuk wilayah Indonesia Bagian Timur. Penyelenggaraan pemilihan dalam dua tahap ini dimaksudkan agar pemilu dapat berjalan dengan lebih fokus.

Baca Juga: Batas Usia Capres Digugat, Cak Imin: Pemilu Sudah Dekat, Jangan Bikin Ribet

Pemilu 1955 dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia. Banyak pakar yang berpendapat bahwa pemilu ini memungkinkan pengukuran kekuatan partai politik dengan lebih cermat dan menghasilkan parlemen yang lebih bermutu. Proses pemilu ini menjadi landasan bagi perkembangan sistem politik Indonesia selanjutnya

Sistem Pemilu 1955

Sistem pemilu tahun 1955 menggabungkan elemen distrik dan perwakilan proporsional. Di bawah sistem distrik, negara dibagi menjadi distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota DPR yang dipilih. Setiap distrik memilih satu anggota DPR, dan pemilih memilih calon yang diajukan oleh partai politik.

Terpilihnya anggota DPR didasarkan pada jumlah suara terbanyak. Sementara itu, sistem perwakilan proporsional mengatur bahwa seluruh negara adalah satu daerah pemilihan, tetapi dapat dibagi menjadi beberapa daerah pemilihan administratif.

Jumlah anggota DPR ditentukan berdasarkan jumlah penduduk, misalnya, setiap 400.000 penduduk akan memiliki satu wakil. Pemilih memilih partai politik, dan kursi dibagi berdasarkan dukungan pemilih terhadap partai tersebut.

Hasil Pemilu 1955

Hasil dari Pemilu 1955 di Indonesia, sebagaimana dilansir dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum, terbagi menjadi dua tahap yang memberikan gambaran yang menarik tentang dinamika politik pada masa itu.

Baca Juga: Laporkan Pelanggaran Pemilu 2024 ke Bawaslu! Begini Caranya! - RABU PEMILU

Hasil Pemilu Tahap I:

Pada tahap pertama Pemilu 1955, sebanyak 172 kontestan berkompetisi, tetapi hanya 28 kontestan yang berhasil memperoleh kursi. Dalam tahap ini, empat partai besar muncul sebagai pemenang utama.

Partai Nasional Indonesia (PNI) mendominasi dengan memperoleh 22,3 persen suara, disusul oleh Masyumi dengan 20,9 persen, Nahdlatul Ulama dengan 18,4 persen, dan Partai Komunis Indonesia dengan 15,4 persen.

Selain itu, enam anggota parlemen mewakili komunitas Tionghoa dan enam lagi mewakili komunitas Eropa juga terpilih. Dengan demikian, hasil Pemilu tahap I ini menghasilkan total 272 anggota DPR.

Hasil Pemilu Tahap II:

Jumlah kursi anggota Konstituante yang tersedia sebanyak 520, namun karena Irian Barat tidak melaksanakan pemilihan, maka jatah kursi dikurangi menjadi 514 kursi.

Hasil pemilihan anggota Konstituante menunjukkan bahwa Partai Nasional Indonesia (PIN), Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI) memiliki dukungan yang signifikan. Namun, perlu diperhatikan bahwa Masyumi mengalami penurunan perolehan suara dibandingkan dengan hasil pemilihan anggota DPR.

Hasil Pemilu 1955 mencerminkan dinamika politik yang kuat pada saat itu. Partai-partai besar seperti PIN, NU, Masyumi, dan PKI memegang peran utama dalam mewakili berbagai segmen masyarakat.

 

Penulis : Almarani Anantar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas.com, Komisi Pemilihan Umum


TERBARU