29 September: Hari Sejarah Pemilu Pertama di Indonesia. Begini Proses, Sistem, dan Hasilnya
Peristiwa | 29 September 2023, 23:00 WIBBaca Juga: Batas Usia Capres Digugat, Cak Imin: Pemilu Sudah Dekat, Jangan Bikin Ribet
Pemilu 1955 dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah politik Indonesia. Banyak pakar yang berpendapat bahwa pemilu ini memungkinkan pengukuran kekuatan partai politik dengan lebih cermat dan menghasilkan parlemen yang lebih bermutu. Proses pemilu ini menjadi landasan bagi perkembangan sistem politik Indonesia selanjutnya
Sistem Pemilu 1955
Sistem pemilu tahun 1955 menggabungkan elemen distrik dan perwakilan proporsional. Di bawah sistem distrik, negara dibagi menjadi distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota DPR yang dipilih. Setiap distrik memilih satu anggota DPR, dan pemilih memilih calon yang diajukan oleh partai politik.
Terpilihnya anggota DPR didasarkan pada jumlah suara terbanyak. Sementara itu, sistem perwakilan proporsional mengatur bahwa seluruh negara adalah satu daerah pemilihan, tetapi dapat dibagi menjadi beberapa daerah pemilihan administratif.
Jumlah anggota DPR ditentukan berdasarkan jumlah penduduk, misalnya, setiap 400.000 penduduk akan memiliki satu wakil. Pemilih memilih partai politik, dan kursi dibagi berdasarkan dukungan pemilih terhadap partai tersebut.
Hasil Pemilu 1955
Hasil dari Pemilu 1955 di Indonesia, sebagaimana dilansir dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum, terbagi menjadi dua tahap yang memberikan gambaran yang menarik tentang dinamika politik pada masa itu.
Baca Juga: Laporkan Pelanggaran Pemilu 2024 ke Bawaslu! Begini Caranya! - RABU PEMILU
Hasil Pemilu Tahap I:
Pada tahap pertama Pemilu 1955, sebanyak 172 kontestan berkompetisi, tetapi hanya 28 kontestan yang berhasil memperoleh kursi. Dalam tahap ini, empat partai besar muncul sebagai pemenang utama.
Partai Nasional Indonesia (PNI) mendominasi dengan memperoleh 22,3 persen suara, disusul oleh Masyumi dengan 20,9 persen, Nahdlatul Ulama dengan 18,4 persen, dan Partai Komunis Indonesia dengan 15,4 persen.
Selain itu, enam anggota parlemen mewakili komunitas Tionghoa dan enam lagi mewakili komunitas Eropa juga terpilih. Dengan demikian, hasil Pemilu tahap I ini menghasilkan total 272 anggota DPR.
Hasil Pemilu Tahap II:
Jumlah kursi anggota Konstituante yang tersedia sebanyak 520, namun karena Irian Barat tidak melaksanakan pemilihan, maka jatah kursi dikurangi menjadi 514 kursi.
Hasil pemilihan anggota Konstituante menunjukkan bahwa Partai Nasional Indonesia (PIN), Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI) memiliki dukungan yang signifikan. Namun, perlu diperhatikan bahwa Masyumi mengalami penurunan perolehan suara dibandingkan dengan hasil pemilihan anggota DPR.
Hasil Pemilu 1955 mencerminkan dinamika politik yang kuat pada saat itu. Partai-partai besar seperti PIN, NU, Masyumi, dan PKI memegang peran utama dalam mewakili berbagai segmen masyarakat.
Penulis : Almarani Anantar Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas.com, Komisi Pemilihan Umum