Jejak Kasus Ferdy Sambo (I): Menjemput Ajal di Kediaman Jenderal dan Kematian yang Ditutupi
Hukum | 24 September 2023, 08:00 WIB"Saya lihat (luka) di hidung dan bibir bawah,” ujarnya.
Tapi, keluarganya yang lain tampaknya belum puas. Mereka membuka dua kancing baju mendiang Brigadir J. Didapati luka di tangan dan dada korban. Setelah itu peti ditutup. Samuel menandatangani surat serah terima jenazah.
Samuel yang penasaran sempat bertanya penyebab kematian anaknya. Namun, Leonardo enggan menjelaskan. Ia berdalih itu adalah aib.
Penjelasan Mabes Polri
Kematian Brigadir J yang disebut karena baku tembak itu baru diketahui publik tiga hari kemudian atau pada Senin, 11 Juli 2022. Hari itu, Mabes Polri menggelar konferensi pers menjelaskan duduk perkara kematian Brigadir J.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan penembakan Brigadir J terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Pancoran. Insiden baku tembak itu melibatkan dua anggota Polri yang menjadi ajudan Kadiv Propam, yakni Brigadir J dan Bharada Richard Eliezer.
"Dua-duanya adalah staf. Brigadir J driver-nya ibu (istri Ferdy Sambo), sedangkan Bharada E ADC (ajudan pribadi) Pak Kadiv (Ferdy Sambo)," kata Ramadhan.
Berdasarkan keterangan saksi Putri Candrawathi, Ramadhan menyampaikan, Brigadir J melakukan pelecehan dan penodongan senjata terhadap istri atasannya. Karena ketakutan, Putri berteriak. Teriakan itulah yang kemudian didengar Bharada Eliezer.
Bergerak cepat, Eliezer menghampiri sumber suara. Ia mengaku melihat Brigadir J keluar dari kamar Putri. Eliezer disebut sempat bertanya kepada Brigadir J. Tapi, malah dijawab dengan tembakan. Tak tinggal diam, Eliezer membalas tembakan Brigadir J. Baku tembak antara keduanya tak terhindarkan.
"Siapa pun yang mendapat acaman seperti itu pasti melakukan pembelaan. Motifnya membela diri dan membela ibu (Putri Candrawathi)," ucap Ramadhan.
Baca Juga: Profil 5 Hakim MA dalam Sidang Kasasi, 'Sunat' Hukuman Ferdy Sambo Cs
Jarak Bharada Eliezer dengan Brigadir J saat tembak-menembak disebut sekitar 10 sampai 12 meter. Posisi Brigadir J di depan kamar Putri. Sedangkan Eliezer di tangga menuju lantai dua rumah dinas Sambo.
Dari hasil olah TKP, Ramadhan menyebut, Bharada Eliezer melepaskan tembakan sebanyak lima kali. Sedangkan Brigadir J memuntahkan tujuh proyektil. Hasilnya, Brigadir J tewas di tempat. Sementara Eliezer tak terluka sedikit pun.
"Tidak ada (peluru) yang mengenai Bharada E, karena posisinya terlindung," tutur Ramadhan.
Insiden baku tembak berlalu. Putri Candrawathi menghubungi Ferdy Sambo, yang saat itu dikatakan sedang melakukan tes polymerase chain reaction atau PCR di luar rumah.
"Dia (Sambo) baru tahu ada penembakan setelah ditelepon istrinya," kata Ramadhan.
Ferdy Sambo pun langsung meluncur ke rumah dinasnya. Masuk ke dalam rumah, Ferdy Sambo mendapati jenazah Brigadir J tertelungkup berlumuran darah di lantai. Ferdy Sambo kemudian melapor peristiwa berdarah itu ke Polres Metro Jakarta Selatan.
Eliezer Disebut Jago Tembak
Selasa, 12 Juli 2022, giliran Polres Metro Jakarta Selatan yang buka suara menjelaskan perisitiwa baku tembak yang menewaskan Brigadir J, yang isinya tak jauh beda dari penjelasan Mabes Polri.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menyampaikan Brigadir J dan Bharada Eliezer menggunakan senjata berbeda saat baku tembak di rumah dinas Sambo.
Brigadir J menggunakan senjata api jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru. Sedangkan Eliezer menggunakan senjata api Glock dengan magasin berisi 17 peluru. Menurut Budhi, pihaknya menemukan sisa peluru 12 butir dalam magasin senjata Eliezer.
“Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan," kata Budhi.
Sedangkan pada senjata Brigadir J, penyidik menemukan sisa peluru di dalam magasin sebanyak 9 butir.
Budhi mengatakan, Bharada Eliezer merupakan polisi yang pandai menembak. Di resimen pelopornya, Eliezer disebut jadi pelatih tembak. Informasi itu diklaim Budhi didapat dari atasan Eliezer.
“Dia tim penembak nomor satu di resimen pelopor. Ini yang kami dapatkan,” ujar Budhi.
Tak hanya itu, Budhi juga menjelaskan terkait keberadaan kamera pengawas CCTV di dalam rumah Sambo. Menurutnya, CCTV itu rusak dua minggu sebelum kejadian. Karenanya, tidak rekaman detik-detik baku tembak antara Brigadir J dan Bharada Eliezer.
Penulis : Tito Dirhantoro Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV