> >

6 Ciri-Ciri Lowongan Kerja Palsu yang Patut Diwaspadai

Humaniora | 24 Agustus 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi lowongan kerja. (Sumber: Freepik.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV- Unggahan mengenai seorang warganet yang hampir menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia di luar negeri akibat melamar lowongan pekerjaan palsu, viral di media sosial X (dulu Twitter-red). Keluhan tersebut diceritakan warganet di akun @worksfess pada Senin (21/8/2023).

"Work! idup lagi cape capenya karena nganggur terus apply2 loker, eh malah hampir jadi korban hum4n tr4ffick!ng," tulis akun tersebut.

Unggahan viral tersebut mendapatkan banyak komentar dari pengguna X lainnya. Bahkan ada banyak warganet yang mengaku mengalami kasus serupa. 

Baca Juga: Lowongan Kerja PT PAMA untuk Fresh Graduate: Buka sampai 29 Agustus 2023, Cek Syaratnya

"Aku waktu itu dapet loker ke maldives kebetulan aku emg lulusan pariwisata jd langsung lolos, disuruh bikin passport tapi jangan blg kalo mau kerja, bilangnya buat jalan², wahhh ga bener nihh akhirnya gue cancel," kata akun @polca****.

Lalu, apa ciri lowongan pekerjaan atau loker palsu yang ternyata jebakan perdagangan manusia? Melansir laman pppid.serangkota.go.id, berikut ciri-ciri loker palsu yang patut diwaspadai. 

1. Pekerjaan yang Terlalu Bagus untuk Menjadi Kenyataan

Lowongan kerja palsu kerap membujuk calon korbannya dengan gaji yang besar untuk tanggung jawab pekerjaan yang ringan. Pasalnya, memiliki gaji besar dan pekerjaan yang mudah tentu menjadi impian semua orang. 

Dengan menawarkan hal ini, para penipu menjebak para korban yang berharap bisa mendapatkan uang dengan pekerjaan yang mudah. Meski, biasanya di awal tindak penipuan ini penipu akan meminta sejumlah uang kepada korban. 

Umumnya, para korban yang terjebak merupakan pencari kerja yang mencari pekerjaan paruh waktu atau belum memiliki pengalaman kerja yang mumpuni. Bahkan masih baru lulus sekolah. 

Jika lowongan kerja yang ditawarkan terlalu bagus untuk menjadi kenyataan lebih baik lupakan saja. Namun jika masih ragu lowongan kerja itu penipuan atau bukan, cek website perusahaan tersebut atau mencari tahu berapa kisaran gaji di pasaran dengan pekerjaan yang sama dengan yang ditawarkan.

2. Perekrut Menghubungi Melalui Akun Media Sosial

Ciri-ciri loker palsu selanjutnya adalah perekrut menghubungi menggunakan akun media sosial. Perusahaan resmi umumnya akan menghubungi melalui email, nomor telepon atau aplikasi pencari lowongan kerja.

Perekrut juga harus menunjukan identitas mereka secara jelas. Beberapa perekrut mungkin akan mengirim pesan kepada kandidat melalui media sosial, sebelum beralih ke sarana komunikasi yang lebih formal seiring berlanjutnya pembicaraan.

 

3. Perekrut Menanyakan Informasi Pribadi

Perusahaan yang sesungguhnya hanya tertarik pada informasi dasar yang biasanya tertera di daftar riwayat hidup atau curriculum vitae, seperti pengalaman kerja, latar belakang, pendidikan, dan keahlian.

Mereka tidak akan mungkin menanyakan informasi pribadi calon pekerjanya seperti detail informasi bank, nomor jaminan sosial, password email, dan sebagainya.

Informasi seperti nomor rekening dan nomor jaminan sosial boleh diberikan jika perusahaan sudah mempekerjakan secara resmi. Orang-orang yang meminta lebih banyak informasi dari daripada yang biasanya dibutuhkan oleh pemberi kerja mungkin mencari hal lain. 

Waspadalah terhadap iklan pekerjaan atau tawaran pekerjaan yang membutuhkan detail pribadi yang tidak umum untuk bagikan ke orang lain.

Baca Juga: Bappenas Buka Lowongan Kerja Tenaga Ahli untuk Lulusan S1, Ini Kualifikasinya

4. Tawaran Pekerjaan Tanpa Surat Lamaran Maupun CV

Jika seseorang menghubungi Anda secara online dengan tawaran pekerjaan langsung, itu merupakan tanda bahaya yang serius.

Tawaran pekerjaan akan datang setelah proses lamaran kerja yang lengkap, meliputi penyerahan resume dan surat lamaran, penyaringan kandidat yang tepat oleh pemberi kerja, dan wawancara kerja formal. 

Tawaran pekerjaan tidak dibagikan secara bebas dan acak kepada siapapun yang memiliki alamat email atau akun media sosial.

5. Email Mencurigakan

Berkomunikasi melalui email memang menjadi hal yang lumrah untuk urusan pekerjaan, begitupun saat melamar pekerjaan. Namun perlu diingat, berkomunikasi melalui email tidak secara otomatis membuat perekrut menjadi sah. 

Bahkan, Anda bisa mengidentifikasi penipuan rekrutmen lowongan pekerjaan berdasarkan isi email. Apakah pesan tersebut berasal dari alamat email resmi perusahaan? 

Jika itu berasal dari alamat email pribadi atau yang tidak terkait dengan perusahaan yang diklaimnya mewakili, maka iklan pekerjaan itu bisa jadi penipuan.

Baca Juga: Lowongan Kerja Pegadaian 2023 untuk Lulusan S1, Cek Syaratnya

6. Meminta Uang

Penipu lowongan kerja palsu dapat juga meminta jumlah uang dari para pencari kerja. Mereka meyakinkan korban untuk mengeluarkan uang sebagai bagian dari pekerjaan, dengan janji mendapatkan jumlah yang lebih besar di kemudian hari. 

Perusahaan yang meminta uang ini adalah salah satu tanda lowongan kerja palsu yang marak beredar.

Penulis : Switzy Sabandar Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU