> >

Emil, Sandi, Erick Bersaing Ketat di Bursa Bacawapres, Insentif Elektoral Disebut Jadi Kunci

Politik | 23 Agustus 2023, 07:00 WIB
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (18/8/2023). Survei Litbang Kompas periode 27 Juli – 7 Agustus 2023 menunjukkan tiga nama yang bersaing ketat di bursa cawapres jelang Pemilu 2024. Ketiga nama itu adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang karib disapa Kang Emil, dengan elektabilitas 8,4 persen, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan 8,2 persen, dan Menteri BUMN Erick Thohir 8 persen. (Sumber: Fadel Prayoga/Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Survei Litbang Kompas periode 27 Juli – 7 Agustus 2023 menunjukkan tiga nama yang bersaing ketat di bursa bakal cawapres jelang Pemilu 2024. Ketiga nama itu adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau yang karib disapa Kang Emil, dengan elektabilitas 8,4 persen; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan 8,2 persen; dan Menteri BUMN Erick Thohir 8 persen.

Tiga bakal calon presiden yang bersaing, yakni Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan dan koalisinya pun sejauh ini belum menentukan nama bakal cawapres.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Mauladi menyebut, bakal cawapres harus bisa memberi insentif elektoral kepada bacapres yang bersaing. 

PAN sendiri tergabung dalam koalisi yang mendukung Prabowo. Ia menyebut bakal cawapres akan ditentukan dengan musyawarah.

“Calon wakil presiden harus memiliki elektabilitas yang cukup baik agar dapat menambah elektoral calon presiden ketika berpasangan. Untuk calon wakil presiden, kami serahkan pada Pak Prabowo," kata Viva dalam progam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Selasa (22/8/2023).

Baca Juga: PPP Tanggapi Hasil Survei Litbang Kompas: Kami Ikhtiar Sandiaga Jadi Pendamping Ganjar

Ia menyebut bakal capres yang dipilih Prabowo akan ditentukan melalui musyawarah. Dalam koalisi pro-Prabowo, PAN mengusulkan Erick Thohir menjadi bacawapres, sedangkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusulkan Muhaimin Iskandar, Golkar usul Airlangga, serta ada pula nama Ridwan Kamil.

"Intinya bahwa pasangan ini harus menang, siapa pun calon wakil presiden yang dipilih Pak Prabowo sebagai pasangannya harus dapat memberikan nilai elektoral bagi seluruh partai politik pendukung Pak Prabowo," kata Viva.

Sementara itu, Wakil Ketua DPP Golkar Ahmad Doli Kurnia menyebut pihaknya masih berpegang pada keputusan rapimnas yang mendukung Airlangga Hartanto sebagai bakal capres atau cawapres. Ia menyebut keputusan akhir soal pengajuan nama bakal cawapres akan ditentukan Airlangga sebagai pemegang mandat.

"Kalau ditanya siapa? Kita prioritas utamanya tetap Pak Airlangga Hartanto. Kemudian, keputusan akhirnya seperti apa, itu diputuskan Pak Airlangga Hartanto yang sudah diberikan mandat,” kata Doli.

Di pihak pro-Ganjar Pranowo, Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi menyebut pihaknya mengusulkan Sandiaga Uno sebagai bakal cawapres. Ia menyebut pasangan Ganjar-Sandiaga konsisten menempati pasangan teratas dalam simulasi survei-survei.

"Dalam simulasi di sejumlah lembaga survei itu menunjukkan pasangan Ganjar-Sandi teratas dibanding calon-calon lain. Ini menunjukkan Sandi dapat mendongkrak elektabilitas Ganjar, tapi itu sebatas tawaran kami sebagai pihak yang melakukan kerja sama politik dengan PDI Perjuangan,” kata Achmad.

Ahmad menyebut kepentingan PPP di Pemilu 2024 adalah meningkatkan perolehan kursi sehingga bisa berdiskusi di parlemen lagi.

Baca Juga: PDIP Wacanakan Usung Ganjar-Anies, PKS: Keputusan Kami, Anies Jadi Bakal Capres Bukan Cawapres


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU