> >

Mengenal Tradisi Brandu, Upaya Bantu Sesama yang Diduga Picu Penyebaran Antraks di Gunungkidul

Humaniora | 9 Juli 2023, 07:10 WIB
Petugas menyuntikkan antibiotik kepada sapi yang berada di Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (18/1/2020). Hal itu merupakan langkah antisipasi dari paparan bakteri antraks yang muncul di kabupaten tersebut. (Sumber: Nino Citra Anugrahanto/Kompas.id)

“Kalau para petani itu tabungannya hewan ternak itu. Sehingga kalau ternaknya mati itu musibah. Jadi, untuk meringankan beban dari pemilik ternak yang mengalami musibah, caranya seperti itu,” kata David.

Sebelumnya, Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengaku pihaknya telah berulangkali melakukan sosialisasi agar warga tidak mengonsumsi daging ternak yang sakit atau mati. Namun, ia mengakui masih ada warga yang menerapkan brandu karena merasa sayang jika ternak yang sakit atau mati mesti dimusnahkan.

“Kalau sosialisasi saya pikir sudah terus-menerus. Kawan-kawan dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan sudah mengedukasi dan mensosialisasikan agar hewan ternak yang sakit itu tidak di-brandu, tidak dikonsumsi,” kata Heri.

Heri menegaskan, selain sosialisasi, harus ada upaya untuk meringankan beban warga yang kehilangan ternak karena penyakit. Upaya meringankan beban ini dinilai penting untuk menghentikan tradisi brandu.

“Kita akan lakukan upaya-upaya ke depan yang bisa meringankan beban saudara-saudara kita yang hewan ternaknya sakit atau mati,” kata Heri.

Baca Juga: Wapres Perintahkan Isolasi Semua yang Terpapar Antraks, Jangan Sampai Menyebar ke Daerah Lain

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU