> >

Kritik Langkah Gibran yang Temui Prabowo, Senior PDIP: Bikin Frustrasi, Mahal Permainan Itu

Politik | 22 Mei 2023, 18:40 WIB
Panda Nababan dan Joko Widodo menghadiri perayaan HUT ke-41 PDI Perjuangan di Kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2014). (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Panda Nababan mengkritik langkah kader sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming yang menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Jumat (19/5) lalu.

Panda Nababan menilai, tindakan Gibran adalah langkah serius yang berpotensi untuk dimanfaatkan lawan-lawan politik PDIP.

"Kan kayak nggak punya kualitas, langkah Gibran itu kan mempermalukan, membikin grassroots (akar rumput) guncang, bikin frustrasi, mahal itu permainan itu, terlampau riskan dia ambil itu," kata Panda Nababan di Kompas TV, Senin (22/5/2023).

Menurut dia, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu harus dinasihati.

Bahkan ia menyarankan agar Gibran mengikuti pendidikan politik selama enam bulan.

"Gibran itu mesti betul-betul dinasihati, dikasih waktu dia 6 bulan, ada pendidikan politik gitu lho," imbuhnya.

Menurut Panda, pertemuan Gibran dengan Prabowo merupakan bentuk manuver politik, sehingga harus diberi teguran.

"Ini anak bagaimana pun harus ada yang menegur dia, ada yang menasehati," jelasnya.

Baca Juga: Pertemuan Gibran dan Hasto: Tiba Langsung Salim, Permintaan Maaf, hingga Nasihat Senior

Panda juga menilai, tak ada yang menegur Gibran karena sungkan dengan posisi Gibran yang merupakan anak Presiden Ketujuh Republik Indonesia.

"Sudah kejadian baru ditegur," tegas lelaki yang juga merupakan wartawan senior itu.

"Ini termasuk kekhawatiran dari awal bahwa jangan sampai terkesan, anaknya Jokowi dikarbit, dipaksakan, gitu lho," ujarnya.

Ia pun menyarankan agar Gibran banyak mempelajari peristiwa-peristiwa politik.

"Dia mesti banyak belajar, melihat hal-hal, peristiwa-peristiwa politik yang menjadi pembelajarannya," terangnya.

Panda mengatakan, Gibran sedang mengalami satu dari tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan.

Dia menjelaskan, pada 2013 ia pernah berdiskusi panjang dengan Jokowi sebelum menjadi seorang Presiden. 

Baca Juga: Dipanggil PDI-P Usai Temui Prabowo, Gibran Siap Terima Teguran hingga Sanksi: Senin Saya Berangkat

"Saya bilang ada tiga bahaya kekuasaan: terkejut badan, dendam kemiskinan, dendam kekuasaan," kata dia.

"Nah sekarang Gibran ini terkejut badannya, 'wah hebat aku rupanya, orang penting aku'," imbuhnya.

Sebelumnya, Gibran dipanggil Dewan Pengurus Pusat (DPP) PDIP di Jakarta menyusul pertemuannya dengan Prabowo Subianto dan relawan Jokowi-Gibran di Solo.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP, Hasto Kristiyanto menyebut, pihaknya telah memberikan nasihat-nasihat kepada Gibran.

"Sudah diberikan nasihat-nasihat. Kami ini kan partai gotong royong, partai musyawarah, di situ berbeda," jelas Hasto di Kantor DPP PDIP, Senin (22/5/2023).

"Tadi, Pak Komar (Komarudin Watubun), memberikan penjelasan, kalau sudah senior partai, kemudian tidak memahami perintah ibu ketua umum, kebijakan partai, itu lain persoalan," imbuhnya.

Ia pun mengingatkan Gibran agar berhati-hati terhadap upaya manuver politik atau dansa politik yang menyesatkan.

Ia menyebut, tokoh politik yang mendatangi Solo itu sedang melakukan dansa politik menyongsong gelaran Pilpres 2024 mendatang.

Baca Juga: Sekjen PDIP: Pemanggilan Gibran Hanya untuk Memberi Nasihat

"Kalau di Solo ini yang ada gamelan bukan dansa, yang ada tari-tarian, tari gambyong. Enggak ada dansa-dansa di Solo, tetapi yang datang ke Solo itu kan ada yang membawa dansa-dansa itu," kata Hasto. 

Di sisi lain, Gibran mengaku telah menjelaskan kronologi pertemuannya dengan Prabowo Subianto di Solo.

"Saya sudah menjelaskan kronologi dari A sampai Z terkait pertemuan kemarin dan alhamdulillah beliau-beliau dapat memahami itu," kata Gibran di Jakarta, Senin (22/5).

Dia pun berterima kasih kepada semua elite partai yang telah memberikan nasihat.

Dia juga menegaskan bahwa dirinya tetap tegak lurus dengan kebijakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terkait Pilpres 2024.

"Sekali lagi, terima kasih untuk masukan dan nasihatnya, dan sekali lagi saya sebagai kader PDI Perjuangan, sebagai kader muda, saya akan tetap tegak lurus sesuai arahan ibu ketua umum," ujar Gibran.

 

Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU