Kritik Langkah Gibran yang Temui Prabowo, Senior PDIP: Bikin Frustrasi, Mahal Permainan Itu
Politik | 22 Mei 2023, 18:40 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Politisi senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Panda Nababan mengkritik langkah kader sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming yang menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Jumat (19/5) lalu.
Panda Nababan menilai, tindakan Gibran adalah langkah serius yang berpotensi untuk dimanfaatkan lawan-lawan politik PDIP.
"Kan kayak nggak punya kualitas, langkah Gibran itu kan mempermalukan, membikin grassroots (akar rumput) guncang, bikin frustrasi, mahal itu permainan itu, terlampau riskan dia ambil itu," kata Panda Nababan di Kompas TV, Senin (22/5/2023).
Menurut dia, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu harus dinasihati.
Bahkan ia menyarankan agar Gibran mengikuti pendidikan politik selama enam bulan.
"Gibran itu mesti betul-betul dinasihati, dikasih waktu dia 6 bulan, ada pendidikan politik gitu lho," imbuhnya.
Menurut Panda, pertemuan Gibran dengan Prabowo merupakan bentuk manuver politik, sehingga harus diberi teguran.
"Ini anak bagaimana pun harus ada yang menegur dia, ada yang menasehati," jelasnya.
Baca Juga: Pertemuan Gibran dan Hasto: Tiba Langsung Salim, Permintaan Maaf, hingga Nasihat Senior
Panda juga menilai, tak ada yang menegur Gibran karena sungkan dengan posisi Gibran yang merupakan anak Presiden Ketujuh Republik Indonesia.
"Sudah kejadian baru ditegur," tegas lelaki yang juga merupakan wartawan senior itu.
"Ini termasuk kekhawatiran dari awal bahwa jangan sampai terkesan, anaknya Jokowi dikarbit, dipaksakan, gitu lho," ujarnya.
Ia pun menyarankan agar Gibran banyak mempelajari peristiwa-peristiwa politik.
"Dia mesti banyak belajar, melihat hal-hal, peristiwa-peristiwa politik yang menjadi pembelajarannya," terangnya.
Panda mengatakan, Gibran sedang mengalami satu dari tiga bahaya kekuasaan, yakni terkejut badan.
Dia menjelaskan, pada 2013 ia pernah berdiskusi panjang dengan Jokowi sebelum menjadi seorang Presiden.
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV