Pemikir Kebhinekaan: Penyebutan Lebaran sebagai Panggung Teater Politik adalah Pemaknaan Sekuler
Politik | 27 April 2023, 07:07 WIBSehingga, kata dia, kita perlu kembali pada nilai yang menyatukan, yakni nilai ketuhanan yang memberikan keleluasaan pada setiap umat beragama dalam beribadah.
“Justru pada momen Lebaran ini kita mempertalikan tali kemanusiaan yang terkoyak, untuk menyadarkan kepada seluruh komponen bangsa, bahwa kita adalah satu dan setara.”
“Oleh karena itu, implikasi dari hakikat kemanusiaan yang satu dan setara itu adalah kita harus saling menopang satu sama lain,” tegasnya.
Sebelumnya Fachry Ali, menyebut bahwa dalam realitasnya, Lebaran menjadi panggung teater, dan politisi selalu mencuri panggung.
“Jadi, kalau politisi kan selalu mencuri panggung, panggung depan. Bisa juga panggung belakang tapi kemudian majunya ke depan juga,” tuturnya.
Lebaran, kata dia, sudah pasti merupakan teater, di mana seluruh masyarakat muncul dengan tipe yang bermacam-macam.
“Ada yang apa adanya, bisa juga yang mengada-ada, bisa segala macam, tetapi mereka semua tampil.”
“Nah, itulah yang saya maksudkan sebagai apnggung, karena perhatian publik semuanya tertuju kepada Lebaran, dan itu harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh siapa pun, apalagi oleh para politisi,” urainya.
Baca Juga: Pengamat Politik Sebut Dukungan PPP ke Ganjar Pranowo Bukti Koalisi Indonesia Bersatu Rawan Goyah
Jika para politisi tidak memanfaatkan panggung teater tersebut, menurut Fachry itu merupakan hal yang patut disayangkan.
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV