Ketahui Apa Itu Leptospirosis, Penyebab dan Gejala yang Akibatkan Banyak Warga Pacitan Meninggal
Kesehatan | 7 Maret 2023, 13:25 WIBPACITAN, KOMPAS.TV – Leptospirosis meneror warga Pacitan, Jawa Timur. Tercatat, hingga 3 Maret 2023 setidaknya 126 orang terdeteksi positif suspect leptospirosis dan jumlah korban jiwa sebanyak enam orang.
Hingga saat ini, kasus leptospirosis masih merebak di wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Lantas apa itu leptospirosis?
Melansir dari laman website Kementerian Kesehatan, Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Leptospira.
Bakteri tersebut bisa menyebar melalui urin atau darah hewan yang terinfeksi. Sejumlah hewan yang bisa menjadi perantara penyebaran Leptospirosis adalah tikus, sapi, anjing, dan babi.
Tak hanya itu, Leptospirosis dapat menyebar melalui air dan tanah yang terkontaminasi urin hewan pembawa bakteri Leptospira.
Dengan kata lain, seseorang bisa terjangkit Leptospirosis apabila terkena urin hewan tersebut atau kontak dengan air atau tanah yang terkontaminasi.
Baca Juga: Waspada Leptospirosis Di Musim Penghujan
Apalagi saat musim penghujan bakteri ini makin mudah menyebar lantaran akan banyak genangan air yang menjadi tempat sumber penularan Leptospirosis.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto, bahwa saat banjir, kencing tikus bisa mengalir bersama air yang diinjak dan masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir, mata, hidung, kulit yang lecet, hingga makanan.
“Warga harus lebih siaga karena menyangkut maraknya penyakit-penyakit yang ada kaitannya dengan banjir, salah satunya penyakit leptospirosis berkaitan dengan tikus yang identik dengan lingkungan yang kotor,” ungkap Budi pada 13 Januari 2023, dikutip dari laman jatengprov.go.id.
Gejala Leptospirosis
Sebagian kasus, gejala leptospirosis tidak muncul tetapi pada kebanyakan penderita, gejala penyakit muncul 2 hari sampai 4 minggu setelah terinfeksi bakteri leptospira. Gejala yang muncul yaitu :
- Demam
- Sakit kepala
- Mual, muntah, dan tidak nafsu makan.
- Diare
- Mata merah
- Nyeri otot
- Sakit perut
- Bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang saat ditekan.
Baca Juga: Waspada Leptospirosis, 5 Warga Kota Semarang Meninggal
Seseorang dengan risiko tinggi terkene Leptospirosis
- Menghabiskan sebagian besar waktunya di luar ruangan, seperti pekerja tambang, petani, dan nelayan.
- Sering berinteraksi dengan hewan, seperti peternak atau pemilik hewan peliharaan.
- Memiliki pekerjaan yang berkaitan dengan saluran pembuangan atau selokan.
- Tinggal di daerah rawan banjir.
- Sering melakukan olahraga atau rekreasi air di alam bebas.
Komplikasi Leptospirosis
Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, dr. Endah Kurniawati, mengataka, penyakit leptospirosis yang lambat ditangani bisa menyebabkan komplikasi yang menyerang organ lain seperti gangguan pada otak (meningitis), pembuluh darah di paru-paru bocor, gagal ginjal, gagal jantung, kelumpuhan hingga kematian.
Baca Juga: Wabah Leptospirosis Merebak di Pacitan, 24 Warga Dinyatakan Positif!
Secara rinci, sejumlah penyakit komplikasi, di antaranya:
- Cedera ginjal akut.
- Trombositopenia
- Perdarahan saluran cerna.
- Perdarahan paru
- Gagal hati
- Rhabdomyolysis atau kerusakan otot rangka.
- Penggumpalan darah yang tersebar di seluruh tubuh.
- Gagal jantung
- Keguguran pada ibu hamil.
Penulis : Fransisca Natalia Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV