Richard Eliezer: Perintah Ferdy Sambo Bunuh Yosua yang Mulia Bukan Hajar dan Itu Jelas
Hukum | 5 Januari 2023, 12:17 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Terdakwa Richard Eliezer Pudihang Lumiu menegaskan kembali kepada Hakim Wahyu Iman Santoso bahwa perintah Ferdy Sambo untuknya adalah membunuh Brigadir Pol Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Pernyataan itu disampaikan Richard Eliezer sebagai terdakwa saat dikonfirmasi oleh Hakim Wahyu Iman Santoso di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (5/1/2023).
“Perintah saudara Ferdy Sambo waktu itu bunuh? Bukan hajar?” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso kepada Richard Eliezer.
“Bukan yang mulia,” jawab Richard Eliezer.
“Back Up?” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Tidak ada (ucapan Back Up dari Ferdy Sambo) yang mulia,” kata Eliezer.
“Perintahnya jelas?” Hakim Wahyu Iman Santoso.
Baca Juga: Hakim Pertimbangkan Penetapan Richard Eliezer sebagai Justice Collaborator dalam Putusan
“Jelas,” kata Eliezer.
“Bahwa nanti kamu bunuh Yosua?” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Siap yang mulia,” ucap Eliezer.
“Bunuh dengan cara apa?” cecar Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Itu belum dijelaskan yang mulia,” jawab Eliezer.
“Saat saudara diperintahkan, nanti kamu bunuh Yosua, apa yang terpikirkan dalam benak saudara saat itu,” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Takut yang mulia,” ucap Eliezer.
“Saudara tidak langsung meresponsnya, saya belum pernah bunuh orang Bapak,” ujar Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Saya pada saat itu tidak berani yang mulia menjawab, hanya siap Bapak,” jawab Eliezer.
Baca Juga: Ronny Lega Hakim Jalan Kaki ke Duren Tiga: Itu Hitung Waktu, Richard Tak Bisa Hindari Perintah Sambo
“Kemudian,” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Masih dengan posisi begini (Posisi duduk maju mendekati arah tubuh Eliezer), dia jelaskan, jadi gini Chard, skenarionya itu di 46, nanti di 46 itu, Ibu dilecehkan oleh Yosua, lalu Ibu teriak, kamu dengar kamu respons, lalu Yosua ketahuan, Yosua tembak saya (Eliezer) duluan, lalu saya tembak balik Yosua, Yosua yang meninggal,” kata Eliezer mengungkap skenario Sambo ke Hakim.
Dalam keterangannya kepada Hakim, terdakwa Richard Eliezer mengatakan Ferdy Sambo secara berulang-ulang menjelaskan kepadanya soal skenario pembunuhan Yosua di Jl Duren Tiga No 46.
“Terus dia jelaskan terus itu yang mulia, secara ulang-ulang terus, saya pada saat itu cuma jawab siap Bapak,” kata Eliezer.
“Kapan terdakwa Putri Candrawathi bergabung dengan kalian?” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Pas lagi ngobrol itu sudah bergabung yang mulia,” ucap Eliezer.
“Oh sudah saudara Putri keluar,” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
Baca Juga: Ronny Ungkap Penyidik Terima Rekaman CCTV Rumah Sambo Bentuk Flashdisk: Kami Duga Telah Dipilah
“Saya nggak liat dari arah mana, pokoknya lewat samping kiri saya yang mulia, langsung duduk di samping Pak Sambo,” ucap Eliezer.
“Saudara Putri muncul dari kamar?” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Saya tidak tahu arahnya yang mulia,” jawab Eliezer.
Richard lebih lanjut menyampaikan kepada Hakim Wahyu Iman Santoso, Ferdy Sambo memintanya untuk tidak takut membunuh Yosua.
Sebab mengacu pada skenario, Ferdy Sambo mengatakan posisinya aman karena membela diri dari tembakan yang dilakukan Yosua lebih dulu.
“Sudah kamu enggak usah takut Chard, posisi kamu aman karena posisi kamu itu yang pertama bela Ibu yang kedua bela diri karena dia nembak duluan, posisi kamu aman Chard, saya cuma jawab siap Bapak,” kata Eliezer ke Hakim.
Baca Juga: Ternyata Tiap Sudut Rumah Ferdy Sambo di Saguling Ada CCTV, Ronny: Kenapa Tak Ditunjukkan di Sidang
Selepas meyakinkan dirinya, Richard Eliezer menuturkan Ferdy Sambo menanyakan di mana senjata api yang dipegangnya.
“Abis itu ditanya ke saya, senpi kamu mana, saya bilang siap Bapak, saya tunjukkin ini kea rah pinggang karena senpi melekat terus di saya, senpi saya, langsung dikasih amunisi ke saya, kau tambah amunisimu, saya ambil satu kotak yang mulia peluru 9 mili (dari Ferdy Sambo), saya keluarkan senpi saya, magasin saya, saya tambah amunisi abis itu saya pasang lagi, saya balikin lagi (kotak peluru) ke Beliau, izin Bapak,” ungkap Eliezer.
“Diisi berapa pada waktu itu?” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Saya tidak ingat yang mulia,” jawab Eliezer.
“Apakah full?” cecar Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Kebiasaan saya tidak pernah full yang mulia,” ucap Eliezer.
“Tidak pernah full tapi lebih dari 12,” tanya Hakim Wahyu Iman Santoso.
“Iya karena seingat saya, amunisi terakhir saya itu yang mulia, waktu terakhir latihan nembak di Senayan itu 7 butir yang di dalam magasin,” kata Eliezer.
Baca Juga: Kemarin Hakim Cek TKP, Ahli: Keraguan Ricky dan Kuat Tak Lihat Sambo Tembak Yosua Semakin Terbentuk
Richard Eliezer lebih lanjut mengungkapkan, usai menambah peluru ke senpi, Ferdy Sambo bertanya di mana senjata yang melekat pada Yosua.
Richard yang tahu senjata milik Yosua diamankan Ricky Rizal Wibowo di dashboard mobil yang ditumpangi Putri Candrawathi pun mengungkapkan ke Ferdy Sambo.
“Siap ada di mobil Lexus Bapak, nanti kau abis ini turun ke bawah ambil senpinya bawa naik lagi ke sini, siap Bapak,” kata Eliezer ke Hakim.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV