> >

Penjelasan Pakar Mengapa Gempa 5,6M di Cianjur Begitu Mematikan

Peristiwa | 22 November 2022, 20:32 WIB
Ilustrasi. Seorang pria berjalan melewati sebuah rumah yang rusak setelah gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada Senin (21/11/2022) pukul 13.21 WIB. (Sumber: AP Photo/Rangga Firmansyah)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Gempa berkekuatan magnitudo 5,6 yang berdampak parah di Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) lalu menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan besar. Per Selasa (22/11) sore, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan gempat Cianjur telah menewaskan 268 orangd dan melukai 1.083 lain.

Gempa juga menyebabkan puluhan ribu jiwa mengungsi dan sebanyak 6.570 rumah warga rusak berat.

Walaupun gempa berukuran 5,6M tidak dikategorikan "besar" dan umumnya menyebabkan kerusakan ringan, para pekar menggarisbawahi ada beberapa faktor yang dapat menentukan tingkat keparahan dampak gempa.

Berikut penjelasan mengapa gempa di Cianjur menyebabkan kerusakan luas dan menimbulkan banyak korban jiwa.

Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa 5,6M umumnya tidak menyebabkan kerusakan meluas di infrasturuktur yang dibangun dengan baik.

Baca Juga: BMKG: Periode Gempa Cianjur Berulang 20 Tahun, Kami Sedang Survei Lokasi Aman

Akan tetapi, USGS menggarisbawahi terdapat beberapa variabel yang memengaruhi dampak gempa, antara lain jarak dengan pusat gempat, tipe permukaan tanah tempat gempat, konsturksi bangunan di sekitar lokasi terdampak, serta berbagai faktor lain.

USGS sendiri melaporkan bahwa gempa 5,6M yang mengguncang Cianjur dan sekitarnya berkedalaman hanya 10 kilometer dari permukaan tanah.

Para pakar bersepakat bahwa dampak gempa dipengaruhi faktor-faktor seperti kedekatan lokasi dengan garis sesar, kedalaman pusat gempa, dan apakah bangunan di sekitar lokasi dikonstruksi dengan metode tahan gempa.

Gayatri Marliyani, asisten profesor di bidang geologi di Universitas Gadjah Mada, menggarisbawahi pusat gempa Cianjur yang dangkal dan kedekatannya dengan pusat permukiman.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU