> >

Prihatin Tragedi Kanjuruhan, Valentino 'Jebret' Pilih Mundur dari Host dan Komentator Liga 1

Peristiwa | 3 Oktober 2022, 04:25 WIB
Valentino Simanjuntak menyatakan mengundurkan diri sebagai host dan komentator kompetisi Liga 1 2022/2023. (Sumber: TRI MEILINA/BOLASPORT.COM)

JAKARTA, KOMPAS.TV -  Valentino Simanjuntak menyatakan mengundurkan diri sebagai host dan komentator kompetisi Liga 1 2022/2023. 

Keputusan tersebut diambil pria yang akrab disapa Bung Jebret menyusul terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) yang menewaskan 125 orang.

Pengumuman itu disampaikan Valentino melalui pernyataan tertulis yang dia unggah dalam Instagram pribadinya, @radotvalent., Minggu (2/10/2022).

Dia yang merupakan bagian insan sepak bola nasional merasa prihatin dan sedih atas tragedi Kanjuruhan tersebut. Insiden yang telah memakan ratusan korban telah membuat dia kehilangan hasrat untuk tetap berpartisipasi dalam Liga 1 2022/2023.

"Saya sebagai bagian insan sepak bola nasional merasa prihatin dan sedih yang mengakibatkan semangat/hasrat untuk berpartisipasi dalam program BRI Liga 1 2022/2023 sudah pada titik terendah dalam karier saya sebagai host dan komentator program sepak bola nasional," tulis Valentino dalam pernyataan tersebut, dikutip Senin (3/10).

Hilangnya semangat tersebut, kata dia, akan berdampak pada kontribusinya yang dinilai tidak akan lagi memberikan hal yang maksimal seperti yang telah diberikan Valentino sebelum adanya tragedi tersebut.

Lebih lanjut, dia pun mengumumkan mulai Minggu (2/10) kemarin, dirinya sudah bukan lagi host maupun komentator kompetisi Liga 1.

"Saya menyampaikan pengunduran diri sebagai host dan komentator program BRI Liga 1 2022/2023 terhitung sejak 2 Oktober 2022," tegasnya.

"Bahwa sikap tersebut juga sebagai bentuk rasa simpati dan empati saya kepada para korban serta seluruh insan persepakbolaan nasional."

Baca Juga: Berkaca dari Tragedi Kanjuruhan, Anies Baswedan: Kita Evaluasi di Tempat Masing-Masing

Menurutnya, menyaksikan pertandingan sepak bola sejatinya dapat menjadi sarana hiburan, pengaplikasian nilai rivalitas sportif, sekaligus menjadi momen silaturahmisebagai alat pemersatu bangsa dan bukan sebaliknya.

Dia pun kemudian berharap kejadian memilukan seperti di Stadion Kanjuruhan tidak terulang di kemudian hari.

"Semoga kejadian ini menjadi terakhir kalinya di dunia persepakbolaan Indonesia dan benar-benar menjadi pelajaran berharga bagi seluruh stakeholder persepakbolaan tanah air," ucapnya.

 

Kericuhan di Stadion Kanjuruhan bermula saat sejumlah suporter tuan rumah merangsek masuk ke lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10) malam.

Petugas pengaman melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Namun imbauan tersebut tidak digubris sehingga tim kepolisian pun pada akhirnya meluncurkan tembakan gas air mata.

Akibat kericuhan tersebut, hingga saat ini tercatat sebanyak 125 orang meninggal dunia.

Atas kejadian tersebut, Presiden Joko Widodo juga telah memerintahkan kepolisian untuk melakukan investigasi terhadap tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Jokowi juga meminta PSSI menghentikan kompetisi Liga 1 untuk sementara hingga evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan.

Baca Juga: PSSI Jatuhi Sanksi Arema FC: Dilarang Bermain di Kandang Selama Satu Musim!

Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU