Turunkan Tim ke Ponpes Gontor, Menag Yaqut: Enggak Boleh Lembaga Jadi Korban
Agama | 8 September 2022, 13:47 WIB"Ini untuk melihat apakah ini sistematis atau memang ini personal, kalau personal kan enggak boleh lembaganya jadi korban, saya kira itu," kata dia.
Baca Juga: MUI soal Santri Gontor Tewas Diduga Dianiaya Santri Senior: Jati Diri Pondok Patuh Pada Hukum
Baca Juga: Soal Santri Gontor Tewas, Wapres Ma’ruf: Jangan Sampai Terjadi Kekerasan Lagi
Sebelumnya seperti diberitakan, KOMPAS.TV, kasus ini bermula dari kecurigaan pihak keluarga menerima laporan dari pihak pesantren bahwa anak mereka meninggal karena kelelahan saat mengikuti perkemahan Kamis Jumat (Perkajum).
Informasi tersebut diterima ibu korban, Soimah dari pengasuh Gontor 1 Ustad Agus pada Senin (22/8/2022) sekitar pukul 10.20 WIB.
Lantas, ibu tidak percaya dan minta jenazah dibuka. Keluarga pun temukab fakta, anaknya meninggal bukan karena kelelahan tapi diduga karena penganiayaan.
Soimah lantas mencari keadilan hingga ke pengacara Hotman Paris pada 4 September 2022. Kasus ini pun akhirnya ini mencuat ke pubik.
Dua hari setelahnya, Selasa (6/9), Ponpes Gontor mengakui adanya dugaan penganiayaan terhadap santri AM (17) oleh sesama santri yang mengakibatkan remaja asal Palembang, Sumatera Selatan, itu meninggal dunia.
"Berdasarkan temuan tim pengasuhan santri memang ditemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal," kata Juru Bicara Ponpes Darussalam Gontor Ustadz Noor Syahid, di Ponorogo, Jawa Timur.
Lalu, pada Rabu (7/9), aparat Kepolisian Resor Ponorogo menggelar prarekonstruksi kasus tersebut.
Reka kejadian awal itu dilakukan di titik-titik lokasi kejadian penganiayaan hingga saat santri Albar Mahdi mulai dievakuasi ke pos kesehatan pondok dan akhirnya dibawa ke IGD rumah sakit.
"Total ada 50 adegan dilakukan saksi dan peran pengganti korban dalam prarekonstruksi,” kata Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono.
Selain remaja berinisial AM (17) yang dilaporkan tewas, ada dua orang santri lainnya yang menjadi korban penganiayaan.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/kompas.com