Pengamat Minta Menteri ATR Koreksi Kebijakan: Wibawa, Harga Diri Tidak Dibangun oleh Atribut Militer
Peristiwa | 28 Juli 2022, 10:15 WIB“Jangan ditambah lagi oleh kementerian yang sama sekali tidak memiliki hubungan struktural dan fungsional dengan militer.”
Selain itu, Ray menambahkan, kementerian adalah jabatan sipil sehingga sudah semestinya segala atribut yang menyertai melambangkan simbol jabatan sipil itu bukan sebaliknya.
“Di negara demokrasi, pemakaian atribut yang mengarah kepada atribut militer sebaiknya diminimalisasi,” ucapnya.
“Militer itu sangat spesifik dan karenanya spesifikasinya harus tetap dijaga. Segala macam atribut yang dikenakan tidak berhubungan dengan dunia militer sebaiknya ditanggalkan.”
Sebelumnya, Menteri ATR Hadi Tjahjanto membuat kebijakan dengan menambahkan atribut tongkat komando, baret, dan tanda pangkat kepada seluruh jajaran Kementerian ATR/BPN.
Baca Juga: Peringatan Hadi Tjahjanto buat Jajaran Kementerian ATR/BPN : Lakukan Pungli, Tidak Ada Ampun!
Hadi mengatakan, tongkat komando dan baret diberikan dengan tujuan para Kakanwil BPN Provinsi dan Kakantah dapat lebih percaya diri dalam melaksanakan pekerjaan.
Sebab, dirinya telah meminta kepada kepala daerah agar Kakanwil dan Kakantah masuk ke dalam Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Plus.
“Kementerian ATR/BPN memerlukan keikutsertaan para gubernur, kepolisian, aparat penegak hukum, dan lembaga peradilan dalam melaksanakan tugas,” kata Hadi.
“Untuk itu, untuk menciptakan suatu performance dan koordinasi yang baik, saya selalu menyampaikan ke gubernur agar kepala kantor dapat masuk ke Forkopimda Plus.”
Baca Juga: Kementerian ATR Akui Mafia Tanah Punya Jaringan Luas dan Modus yang Beragam
Dalam harapannya, Hadi mengingin atribut baru tidak hanya memberikan kepercayaan tapi juga dapat menjaga kewibawaan.
“Kakanwil dan Kakantah menjaga kewibawaan untuk melaksanakan tugas, selanjutnya kita ciptakan kesetaraan dengan aparat penegak hukum di daerah. Tongkat komando dan baret adalah bentuk kesetaraan itu,” jelas Hadi Tjahjanto.
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV