Sebelum Citayam Fashion Week, JFC Bisa Disebut Pemrakarsa Gelaran Fashion di Jalan
Sosial | 25 Juli 2022, 07:30 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pesona Citayam Fashion Week di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat, hingga saat ini masih mencuri perhatian masyarakat.
Citayam Fashion Week adalah sebuah street fashion yang mulanya dilakukan oleh para remaja dari daerah penyangga Jakarta seperti Citayam, Bojonggede dan Depok.
Awalnya, Citayam Fashion Week dimulai dari para remaja dari daerah penyangga Ibu Kota yang menghabiskan waktunya untuk nongkrong di kawasan Dukuh Atas.
Aktivitas tersebut juga dibalut dengan adu gaya berpakaian nyentrik yang didokumentasikan di media sosial hingga viral.
Keberadaannya yang semakin viral ini, membuat para remaja ini menggelar peragaan busana di jalanan dengan street style ala fashion Citayam yang terbilang eksentrik.
Namun tak sedikit dari mereka juga yang menggunakan busana etnik hingga kostum karnaval dalam street fashion show tersebut.
Aksi mengekspresikan diri melalui fashion style ini semakin menarik perhatian masyarakat berbagai kalangan. Bahkan sejumlah artis hingga pejabat berbondong-bondong meramaikan Citayam Fashion Week.
Baca Juga: Kata Jokowi soal Citayam Fashion Week: Kreativitas Seperti Itu Kenapa Harus Dilarang?
Tetapi tahukah kamu, terkait street fashion seperti Citayam Fashion Week yang lagi hits sekarang ini, Jember dapat dibilang sebagai pemrakarsanya.
Adapun yang dimaksud di sini yakni Jember Fashion Carnaval atau sering disebut JFC, sebuah event carnaval tahunan yang di gelar di Jember, Jawa Timur.
Bedanya, jika Citayam Fashion Week dilakukan dengan cara catwalk di zebra cross, JFC diselenggarakan dengan konsep carnaval di jalanan.
Adapun jenis karnaval yang diusung dalam JFC adalah karnaval busana dengan bermacam tema yang beragam. Mereka akan dibagi dalam 10 defile yang masing-masing mencerminkan tren busana pada tahun yang bersangkutan.
Defile pertama adalah defile Archipelago yang mengangkat tema busana nasional dari daerah tertentu secara berkala seperti Jawa, Bali, Madura, Dayak, Papua, Sumatera dan seterusnya.
Sementara defile lainnya mengangkat tema fashion yang sedang tren, baik dari suatu negara, kelompok tertentu, film, kejadian atau peristiwa global lainnya.
Jember Fashion Carnaval ini biasa digelar di jalan utama kota Jember dengan runaway jalan raya sepanjang 3,6 kilometer.
Baca Juga: Citayam Fashion Week Diusulkan Pindah ke Sarinah, Wagub DKI: Kita Tanya Menteri BUMN Boleh Enggak?
Dynand Fariz merupakan sosok yang menjadi penggagas Jember Fashion Festival.
Pada 2022 lalu, di gelaran Dynand Fariz Fashion Week hadir gagasan untuk membuat parade di area sekitar Dyanna Fashion House yang diikuti seluruh karyawan.
Dari kegiatan parade ini lahirlah gagasan untuk mengadakan sebuah event yang dapat menjadi wadah bagi generasi muda untuk menggali potensi mereka melalui kegiatan sosial sarat edukasi yakni Jember Fashion Carnaval.
Jember Fashion Carnaval ini pertama kali digelar pada 1 Januari 2003. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan selama 4-5 hari, di mana setiap harinya memiliki rangkaian acara yang berbeda.
Adapun pameran ini digelar dengan tujuan sebagai sarana edukasi, informasi, promosi, dan potensi industri kreatif khas lokal karya-karya putra-putri daerah dan untuk melestarikan budaya Indonesia melalui pakaian adat.
Dalam perjalanannya Jember Fashion Carnaval telah menjadi karnaval ketiga terbesar di dunia setelah meraih kemenangan di International Carnival de Vidtoria Seychelles Afrika.
Jember Fashion Carnaval meraih posisi ke-3 Karnaval level dunia setelah Nottinghill, Amerika Serikat dan Reunion, Prancis.
Sebagai informasi, pada tahun ini, ajang Jember Fashion Carnaval akan kembali digelar pada 6-7 Agustus secara offline, setelah tahun sebelumnya digelar secara daring atau online akibat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Sosiolog Sebut Para Remaja yang Memicu Tren Citayam Fashion Week akan Tersingkir
Penulis : Isnaya Helmi Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV