Jenazah Eril Ditemukan, Detik-Detik Anak Ridwan Kamil Hanyut di Sungai Aare
Peristiwa | 10 Juni 2022, 05:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Jenazah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hilang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, Kamis (26/5/2022) akhirnya ditemukan pada Rabu (8/6/2022).
Pihak KBRI di Bern secara resmi menyampaikan hal tersebut setelah mendapatkan konfirmasi dari pihak kepolisian setempat. Eril ditemukan di Bendungan Engehalde pada Rabu pagi.
Informasi awal yang diberikan Kepolisian Cantonal, jasad Eril ditemukan sekitar pukul 06.50
waktu Swiss atau 11.50 WIB, Rabu (8/6/2022).
Selanjutnya tim forensik kepolisian Cantonal Bern melakukan identifikasi dan penelusuran DNA
untuk memastikan jasad yang ditemukan tersebut adalah Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, putra
sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Kamis (9/6/2022), siang waktu Swiss pihak kepolisian menyampaikan konfirmasi hasil tes DNA jasad yang ditemukan kemarin adalah Emmeril Kahn Mumtadz," ujar Muliaman saat konferensi pers yang digelar KBRI Bern secara virtual, Kamis (9/6/2022).
Sebelum dinyatakan tenggelam, Eril hilang ketika berenang di Sungai Aare.
Disarikan dari berbagai sumber, berikut ini detik-detik Eril hanyut saat berenang di Sungai Aare, Swiss.
1. Ke Swiss untuk Lanjut Studi Strata 2 (S2)
Pada Jumat (27/5) perwakilan Keluarga Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman menjelaskan, keluarga Ridwan Kamil berada di Swiss untuk mencari kampus bagi sang putra sulung yang akan melanjutkan studi Master atau jenjang Strata 2 (S2) di sana.
Namun, saat itu Ridwan Kamil sedang berada di Inggris untuk menjalankan kegiatan bersama delegasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Memang sedang safar, berniat untuk melanjutkan, mencari ilmunya, karena seharusnya beberapa bulan lagi memang akan wisuda, dan seperti ayahnya ingin mencari ilmu sejauh-jauhnya, seluas-luasnya,” ungkap Ridwan Kamil dalam acara pengajian keluarga di Gedung Pakuan, Sabtu (4/6).
2. Persiapan Sebelum Berenang di Sungai Aare
Kamis siang (26/5), Eril bersama ibu, adik, dan kawannya berada di Sungai Aare untuk berenang.
Elpi menjelaskan, sebelum berenang, Eril menentukan hanya tiga orang yang boleh berenang di sungai.
"Beliau memastikan siapa yang layak turun dan tidak turun, jadi Eril mengatur yang boleh turun itu hanya maksimum tiga orang, karena melihat kesiapan," kata Elpi dalam konferensi pers di Gedung Pakuan, Sabtu (28/5).
Rupanya, Eril melarang ibunya untuk turut berenang di Sungai Aare pada saat itu.
"Dia melakukan perlindungan kepada ibunya, dengan melarang ibunya ikut," ucap Ridwan Kamil dalam acara pengajian keluarga di Gedung Pakuan, Sabtu (4/6).
Eril juga melakukan survei lokasi untuk memastikan titik aman untuk turun ke Sungai Aare.
"Sebelum melakukan kegiatan berenang, Eril memastikan titik mana yang paling aman, karena kalau melihat fotonya (Sungai Aare) itu kan tempting (menggoda) ya, membuat orang ingin terjun karena warnanya jernih, lebar," jelas Elpi.
Eril juga tidak mengikuti cara turis lain yang langsung melompat dari jembatan, karena menganggap hal itu berbahaya.
"Beberapa titik diperhatikan, bahkan titik jembatan langsung dicoret oleh Eril karena kalau lihat yang lain pengennya loncat di jembatan, nah ini dianggap tidak aman," kata Elpi.
Eril, ungkap Elpi, juga memastikan dirinya dan dua orang lain turun perlahan melalui tangga yang tersedia untuk berenang di sana, bukan melompat.
"Juga memastikan tidak loncat, jadi turunnya perlahan," terang Elpi.
Bukan tanpa alasan, Elpi menjelaskan, Eril memiliki sertifikat menyelam, sehingga mampu mengukur dan menilai arus ketika akan berenang di Sungai Aare.
"Kalau dari sisi kesiapan, Eril ini termasuk pemuda yang rajin olahraga, beliau bisa berenang, kemudian beliau juga punya sertifikat diving, jadi punya kemampuan menilai dan mengukur arus, sehingga tadi hal-hal tadi diperhatikan sebelum dilakukan," terang Elpi.
3. Berenang Paling Belakang, Hanyut, dan Dinyatakan Hilang
Berdasarkan keterangan dari keluarga, saat berenang Eril memilih posisi paling belakang.
"Beliau kelihatannya mengambil posisi paling belakang, karena ingin memastikan semua pada posisi yang safety," ungkap Elpi.
Eril juga memastikan dua orang lain, yakni adik dan temannya, bisa sampai ke daratan dengan selamat.
"Eril memastikan yang lain bisa sampai ke daratan, kelihatannya setelah itu mungkin ada situasi arus yang tidak bisa dikendalikan," kata Elpi.
Sayangnya Eril justru terseret arus sungai dan dinyatakan hilang oleh otoritas Bern pada Kamis (26/5).
Mendengar kabar tersebut, Ridwan Kamil langsung menyusul ke Swiss.
4. Debit Air, Arus, dan Suhu Air Sungai Diduga Jadi Faktor Penyebab Hanyutnya Eril
Elpi menegaskan, Eril sehat secara fisik dan mental serta telah memilih lokasi berenang yang paling aman, namun ia menduga debit air yang pada saat itu sedang naik menjadi faktor hanyutnya Eril.
"Itu yang mungkin ada situasi yang qadarullah di luar jangkauan manusia yang bisa diantisipasi," pungkasnya.
Benar saja, Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Swiss, Muliaman Hadad, mengatakan kondisi arus Sungai Aare cukup kuat ketika Eril hilang.
Selain itu, Muliaman menjelaskan, suhu air di Sungai Aare Swiss cenderung dingin, mencapai 16 derajat Celcius.
"Pada saat itu suhu air sungai Aare sekitar 16 derajat Celcius dengan arus cukup kuat," terang Muliaman dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (28/5).
Melalui rilis resminya, KBRI Bern menjelaskan bahwa pihaknya mendapatkan kabar hilangnya Eril di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada hari Kamis (26/5) pukul 11.24 waktu Swiss.
"Upaya pencarian Sdr. Eril oleh tim SAR melibatkan unsur Polisi, Polisi Maritim, dan Pemadam Kebakaran, serta didukung oleh Pemerintah Kanton Bern," tulis KBRI Bern pada Selasa (31/5).
Penulis : Nadia Intan Fajarlie Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV/berbagai sumber