> >

Marak Kecelakaan Bus Pariwisata, Pengamat Ajak Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

Peristiwa | 23 Mei 2022, 11:30 WIB
Kecelakaan bus di Tol Surabaya-Mojokerto menyebabkan 13 orang meninggal dunia, Senin (16/2/2022). (Sumber: tangkapan layar Kompas TV )

SOLO, KOMPAS.TV – Belakangan ini peristiwa kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata santer terdengar. Pengamat transportasi Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno dalam hal ini menegaskan, pihak terkait harus mengusut tuntas kecelakaan yang melibatkan angkutan umum.

Dengan penyelidikan secara tuntas, nantinya diharapkan menimbulkan efek jera kepada para pelaku kegiatan perjalanan yang tak hanya terbatas kepada sopir.

Pasalnya, setiap kejadian kecelakaan lalu lintas yang melibatkan angkutan umum hanya berhenti menjadikan tersangka pengemudi.

Hal itu, tentunya tidak akan menurun angka kecelakaan angkutan umum jika tidak dilakukan pengusutan yang tuntas. Masyarakat yang menjadi korban kecelakaan juga jelas dirugikan.

“Pengemudi menjadi tumbal pengusaha yang tamak,” ujar Djoko yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat dalam keterangannya yang diterima Kompas.TV, dikutip Senin (23/5/2022).

Ia menuturkan, selama ini penyebab kecelakaan tersebut selalu hampir sama, yakni kelelahan mengemudi.

Kelelahan mengemudi dapat disebabkan manajemen perusahaan angkutan umum yang tidak mau menerapkan sistem manajemen keselamatan (SMK).

“Perusahaan angkutan umum yang sudah menerapkan SMK dapat meminimalkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,” tuturnya.

Baca Juga: Update Kecelakaan Bus di Ciamis: Korban Meninggal Jadi 4 Orang, 18 Luka Ringan, 6 Orang Luka Berat

Diketahui, dalam satu pekan terakhir, ada dua kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata dan menewaskan puluhan orang.

Pertama, bus PO Ardiansyah yang mengalami kecelakaan tunggal di Tol Surabaya-Mojokerto pada Senin (16/5/2022) yang memakan korban 16 orang.

Sopir bus yang diketahui positif narkoba, ditetapkan sebagai tersangka atas insiden nahas itu.

Kecelakaan maut kedua melibatkan bus pariwisata di Payungsari, Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat pada Sabtu (21/5/2022).

Sebanyak 4 orang tewas dalam kecelakaan yang melibatkan bus peziarah dan beberapa kendaraan serta rumah tersebut.

Sementara itu,  Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menekankan kepada agen perjalanan atau para pemandu wisata agar dapat membuat program wisata yang baik dengan memikirkan waktu dan tempat beristirahat bagi pengemudi yang berkualitas.

Serta, terpenuhinya kesiapan pengemudi untuk bekerja secara disik maupun mental .

Melihat, faktanya sampai hari ini peran seorang pengemudi masih kurang dihargai khususnya dalam hal keselamatan saat wisata.

Tercatat, setidaknya terdapat lima faktor yang menyebabkan seorang pengemudi mengalami kelelahan, di antaranya kemacetan di jalan, perjalanan panjang yang lebih dari delapan jam dan tidak tersedia pengemudi pengganti, tidak memiliki waktu beristirahat yang cukup sesampainya di tujuan, tidak baiknya kualitas istirahat pengemudi, dan kurangnya perhatian baik dari pemerintah maupun perusahaan khususnya megenai tempat peristirahatan pengemudi.

Adapun tips yang bisa dilakukan saat hendak berwisata oleh KNKT yaitu, 

  1. Memilih angkutan wisata yang laik secara teknis dilengkapi dengan fasilitas keselamatan seperti sabuk keselamatan dan pengemudi yang berkompetensi baik.
  2. Menyediakan tempat dan waktu istirahat bagi pengemudi yang mumupuni.
  3. Bagi para agensi perjalanan dan pemandu wisata, untuk selalu memastikan kesehatan pengemudi dengan sesekali menanyakan ke pengemudi apakah merasa lelah atau tidak dan menyarankan beristirahat.
  4. Sediakan pula  pengemudi cadangan apabila perjalanan lebih dari 8 jam.

Baca Juga: 5 Fakta Kecelakaan Bus Pariwisata di Tol Sumo yang Tewaskan 14 Orang

 

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV


TERBARU