> >

Pemerintah Habiskan Anggaran Hingga Rp 2,78 T untuk Persoalan Talasemia

Kesehatan | 11 Mei 2022, 10:05 WIB
Ilustrasi - Sekitar 2.500 bayi di Indonesia lahir dengan penyakit talasemia mayor per tahun. (Sumber: Kompas.com)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Sekitar 2.500 bayi di Indonesia lahir dengan penyakit talasemia mayor per tahun. Jumlah tersebut berdasarkan perkiraan dari Kementerian Kesehatan RI.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tidak Menular Kemenkes RI Elvieda Sariwati menjelaskan talasemia merupakan penyakit dengan kelainan sel darah merah yang diturunkan dari orang tua maupun keluarga terdekat.

Adapun, kelainan darah dengan kondisi jumlah protein pembawa oksigen kurang dari jumlah normal membuat pasien talasemia rawan mengalami penyakit komplikasi, seperti diabetes, patah tulang, hepatitis hingga kematian.

 “Berdasarkan laporan dari Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Indonesia masuk dalam kawasan 'sabuk talasemia' atau negara berisiko tinggi. Sebab, hampir sebagian besar penduduk berstatus sebagai pembawa sifat talasemia yang tersebar di berbagai suku di Indonesia,” ungkapnya dalam konferensi pers virtual bertema "Hati Thalasemia Sedunia" secara daring pada Selasa kemarin (10/5/2022).  

Pada 2019, Kemenkes RI melaporkan pasien talasemia yang terdeteksi di Indonesia berjumlah 10.555 orang. Menurut Elvieda, jumlah itu diperkirakan terus meningkat dalam kurun dua tahun terakhir.

Biaya perawatan pasien talasemia

Dokter anak di RSCM Jakarta sekaligus perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pustika Amalia Wahidiyat mengungkapkan, seorang pasien talasemia membutuhkan perawatan medis berupa transfusi seumur hidup dengan biaya tanpa komplikasi berkisar Rp 30 juta hingga Rp 500 juta per tahun.

Pada saat terjadi komplikasi, maka diperlukan protokol medis transplantasi sumsum tulang dengan biaya berkisar Rp 2 miliar.

Baca Juga: Hidup dengan Penyakit Thalasemia

Anggaran pemerintah

Dalam hal ini, pemerintah menghabiskan anggaran Rp 2,78 triliun untuk membiayai perawatan transfusi darah hingga obat-obatan bagi pasien talasemia pada tahun 2020.

"Dari sisi pembiayaan, menurut data BPJS Kesehatan 2020 beban pembiayaan kesehatan sejak tahun 2014 sampai tahun 2020 terus meningkat," kata Elvieda.

Penulis : Fransisca Natalia Editor : Purwanto

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU