Beberkan Rekayasa Lalu Lintas Mudik Lebaran, Kakorlantas: Kesannya Menyakiti Orang
Sosial | 26 April 2022, 23:04 WIBPihaknya, lanjut Firman, tidak ingin menahan pelanggar ganjil genap, juga tidak ada target mengurangi kerugian BUMN dengan meloloskan tidak membayar di gerbang tol.
“Ketika kita dihadapkan dengan situasi kelancaran dan cost sosialnya lebih tinggi, itu harus kami ambil.”
Sebelumnya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan, selain empat rekayasa lalu lintas, yakni one way (satu arah), contraflow, pembatasan truk tiga sumbu, dan ganjil genap, ada cara kelima.
Cara tersebut berupa pembebasan biaya tol jika terjadi kemacetan sepanjang satu kilometer.
Nantinya, kata Budi, Kakorlantas sebagai ‘ketua kelas’ yang akan menentukan mekanismenya, termasuk mendelegasikan pada Kapolres-Kapolres mengenai kebijakan yang diambil.
“Kepala kelas akan mendelegasikan ke Kapolres atau siapa, bahwa sudah macet satu kilo, kalau tidak dilakukan pembebasan, macetnya bertambah," papar Budi.
Mengenai kerugian yang akan dialami oleh pengelola jalan tol terkait kebijakan tersebut, Budi mengatakan, tidak ada untung rugi pada Jasa Marga karena tujuannya adalah memberikan kebahagiaan kepada masyarakat.
Baca Juga: Jasa Marga Beberkan Titik Tol yang Harus Diantisipasi Pemudik, Ini Daftarnya
“Pak Presiden memerintahkan pada kami pembantunya, bagaimana mudik kali ini membahagiakan masyarakat, dan lakukan upaya agar ada kebangkitan ekonomi.”
Budi menilai Jasa Marga harus memberikan ruang itu, dan ia sepakat dengan yang dikatakan Kakorlantas, bahwa itu sebenarnya bukan kerugian.
“Justru dengan dilepaskan, habis itu lancar, mungkin secara sosial, secara money (uang) juga lebih baik,” ucapnya.
“Bayangkan kalau itu stuck (tidak bergerak) selama lima jam, berarti tidak ada aliran traffic (lalu lintas) di sana. Jadi kita tidak ngomong rugi secara rupiah, karena memang ada satu goals yang harus dicapai.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV