Gereja Ortodoks di Indonesia soal Rusia-Ukraina: Tidak Berpihak, tapi Dianjurkan Doa di Masa Perang
Peristiwa | 2 Maret 2022, 15:54 WIBBegitu pula dengan sikap jemaat di Indonesia, meski bisa saja ada perbedaan secara pribadi. Sebab, jemaat gereja berasal dari berbagai negara seperti Rusia, Ukraina, Belarusia sampai Lebanon.
Bahkan, Bishop Gereja Ortodoks Rusia untuk Jakarta Uskup Pitirim (Dondenko) itu orang Ukraina. Uskup Pitirim ditahbiskan oleh pimpinan Gereja Ortodoks Rusia, yaitu Patriarch Kirill.
Patriacrh Kirill dalam pesannya menyebutkan bahwa sebagai pimpinan tertinggi gereja, dia merasa prihatin dan bersimpatik kepada para korban dari tragedi ini. "Saya menyerukan kepada berbagai pihak yang terlibat dalam konflik ini agar sedapat mungkin menghindari dari jatuhnya warga sipil," katanya.
Patriarch Kirill juga meminta kepada semua jemaat Gereja Ortodoks untuk senantiasa memanjatkan doa untuk mempercepat datangnya perdamaian.
Sekilas Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia
Gereja Ortodoks Rusia di Indonesia mulai masuk ke Indonesia sejak 1988 di Solo, Jawa Tengah. Seiring waktu, gereja ini terus berkembang dan sudah ada di gereja di beberapa kota seperti Jakarta, Bekasi, Bali hingga Manado.
Untuk Jakarta, ada sekitar 200 jemaat yang terdaftar. Mereka mengadakan ibadat setiap hari Minggu pagi satu kali. "Namun karena masa pandemi, jemaat dibatasi paling (banyak) hanya 30 orang. Kalau lebih, di luar gereja," kata Boris.
Yang unik, selama ibadat, seluruh jemaat berdiri. Kursi hanya disediakan di bagian belakang bagi yang sakit atau orang tua. Khusus untuk jemaat perempuan, mereka menggunakan kerudung. Bila tidak membawanya, pihak gereja sudah menyediakan di pintu masuk.
Baca Juga: Rusia Disanksi, Presiden Belarusia Beri Peringatan: Bisa Menimbulkan Perang Dunia III
Laki-laki dan perempuan juga dipisahkan. Perempuan di kiri dan laki-laki di bagian kanan. Pemimpin ritual menggunakan pakaian serba hitam.
"Hitam itu kan simbol dosa. Kita berdosa, makanya agar segera pergi ke gereja untuk meminta pengampunan," ujar Romo Boris.
Penulis : Iman Firdaus Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV