> >

Muhammadiyah Buka Suara soal Nobel Perdamaian NU-Muhammadiyah yang Diusung Cak Imin

Agama | 17 Februari 2022, 10:14 WIB
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti, bicara soal kemungkinan NU Muhammadiyah dapat nobel sebagaimana diusung wakil ketua DPR Muhaimin Iskandar (Sumber: PP Muhammadiyah)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) Abdul Mu'ti buka suara terkait usulan usulan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin agar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah meraih Nobel Perdamaian pada tahun 2022 atau 2023 mendatang.

Abdul Mu’ti juga juga mengapresiasi dan mendukung langkah Muhaimin Iskandar dalam proses mengajukan NU-Muhammadiyah dapat nobel perdamaian.

Pihaknya juga menegaskan, NU-Muhammadiyah juga sudah berembuk dan menyiapkan tim sebagai persiapan hal tersebut.

"Kami mengapresiasi inisiatif Pak Muhaimin Iskandar. Di Muhammadiyah dan NU juga sudah dibentuk tim penyiapan," kata Mu'ti dilansir dari Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

Abdul Mu’t lantas menjelaskan, pada tahun lalu yakni 2021, Muhammadiyah dan NU sudah diusulkan untuk mendapatkan hadiah Nobel.

Namun, Mu'ti lebih lanjut mengemukakan, usulan itu ternyata gagal. 

"Tahun ini, Muhammadiyah dan NU diusulkan kembali untuk mendapatkan hadiah Nobel oleh beberapa pihak," ujarnya.

Baca Juga: Sejumlah Alasan Muhaimin Ajukan NU-Muhammadiyah Jadi Penerima Nobel Perdamaian, Apa Mungkin?

Banyak Pihak Dukung NU-Muhammadiyah Dapat Nobel Perdamaian

Selain Muhaimin, Mu'ti mengatakan, ada pihak lain yang juga mengusulkan agar kedua ormas ini mendapatkan Nobel Perdamaian, yakni KBRI Norwegia, mantan Presiden Timor Leste Ramos Horta, dan beberapa tokoh lainnya.

Sementara itu, Mu'ti menegaskan, Muhammadiyah akan maksimal agar mendapatkan hadiah Nobel pada tahun ini. Hal itu dipersiapkan oleh tim yang dibentuk Muhammadiyah dan NU.

"Tim penyiapan ini mempersiapkan dokumen dan memperbaiki argumen-argumen yang tahun lalu mungkin kurang kuat," katanya.

Baca Juga: UGM Sejak 2019 Sudah Usul NU-Muhammadiyah Dapat Nobel Perdamaian

Sebelumnya seperti diberitakan KOMPAS TV, Muhaimin Iskandar mengusulkan NU dan Muhammadiyah sebagai peraih Nobel Perdamaian 2022-2023.

Menurut dia, NU-Muhammadiyah layak menerima penghargaan hadiah nobel perdamaian pada 2022-2023.

"Saya dengan ini akan secara resmi mengajukan nominasi NU-Muhammadiyah sebagai wakil Indonesia untuk penerima Hadiah Nobel Perdamaian 2022 atau 2023," kata Muhaimin dalam keteranganya, Rabu.

Terkait nobel untuk organisasi seperti NU-Muhammadiyah, panitia Nobel Perdamaian yang berada di Norwegia tersebut sebelumnya juga pernah memberikan nobel perdamaian untuk organisasi yang memberikan kontribusi bagi dunia. 

Jadi, Nobel tidak hanya diperuntukkan bagi individu saja. Tercatat, mulai dari Uni Eropa, Komite Palang Merah Internasional hingga terakhir Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP) mendapatkan Nobel Perdamaian pada tahun 2020.

Mereka diganjar Nobel atas upayanya memerangi kelaparan dan perbaikan di wilayah yang terkena dampak konflik, serta upaya mencegah penggunaan kelaparan sebagai senjata perang dan konflik.

Daftar Organisasi Penerima Nobel Perdamaian

  • 1904: Institut Hukum Internasional 
  • 1910: Biro Permanen Perdamaian Dunia 1917: Komite Palang Merah Internasional (ICRC) 
  • 1938: Nansen International Office for Refugees 
  • 1944: Komite Palang Merah Internasional (ICRC) 
  • 1947: Friends Service Council (The Quakers), American Friends Service Committee (The Quakers) 
  • 1954: Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) 
  • 1963: Komite Palang Merah Internasional (ICRC) 
  • 1965: Badan PBB Urusan Anak-anak (Unicef) 
  • 1969:  Organisasi Buruh Internasional (ILO) 
  • 1977: Amnesti Internasional 
  • 1981: Badan PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) 
  • 1985: Organisasi Pakar Fisika Internasional untuk Pencegahan Perang Nuklir (IPPNW)
  • 1988: Pasukan Perdamaian PBB (UNPF)
  • 1995: Gerakan Pugwash 1997: Kampanye Internasional Pelarangan Ranjau Darat
  • 1999: Dokter Tanpa Perbatasan/Medecins Sans Frontieres (MSF)
  • 2001: Kofi Annan (Ghana) dan PBB
  • 2005: Badan Energi Atom Internasional (IAEA) dan Direktur Mohamed ElBaradei (Mesir)
  • 2007: Panel PBB Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) 
  • 2012: Uni Eropa
  • 2013: Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW)
  • 2020: World Food Programme  (WFP)

Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU