Kasus Omicron di Indonesia: Tingkat Keterisian Rumah Sakit Naik, Tapi Didominasi Gejala Ringan
Kesehatan | 8 Februari 2022, 00:30 WIB”Penambahan angka konfirmasi harian memang cenderung tinggi. Namun, masyarakat tidak perlu terpaku pada jumlah tersebut dan jangan panik karena sebagian besar gejala yang ditunjukkan pasien meliputi gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali. Lama masa perawatan juga lebih sebentar dibandingkan kasus varian lainnya,” kata Nadia kepada Harian Kompas.
Data yang dihimpun Kementerian Kesehatan menunjukkan, per 6 Februari, dari 20 kabupaten/kota di Jawa-Bali dengan peningkatan kasus tinggi, 47,3% pasien rawat inap menunjukkan gejala ringan. Sedangkan 11,4% tanpa gejala.
Sementara itu, gejala berat dan kritis sangat sedikit, yakni masing-masing 1,8% dan 1,2%.
Baca Juga: Luhut Sebut Jika Sudah Divaksin Lengkap Bisa Hidup Gembira, Tak Perlu Takut Omicron
Berkaca dari data tersebut, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah akan memperketat syarat masuk rumah sakit bagi pasien positif Covid-19.
Hal tersebut demi menjaga ketersediaan tempat tidur rumah sakit menjelang puncak gelombang Omicron.
Puncak gelombang Omicron diperkirakan akan berlangsung pada akhir Februari atau bulan Maret 2022.
Menurut Budi, saat ini fasilitas rawat inap bagi pasien Covid-19 masih tersisa lebih dari 100.000 bed.
Ia menyebut pemerintah akan meningkatkan pemanfaatan pusat isolasi untuk menampung pasien bergejala ringan atau tanpa gejala.
Budi juga memastikan bahwa stok obat-obatan dan oksigen cukup untuk mengantisipasi puncak gelombang.
Ia juga menyebut satuan tugas sudah digerakkan.
Senada dengan Budi, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan mengimbau pasien gejala ringan atau tanpa gejala untuk dirawat di pusat isolasi.
“Sesuai harapan presiden, hanya pasien gejala sedang, berat, dan kritis yang masuk dalam rumah sakit. Sisanya masuk di isolasi terpusat,” kata Luhut dalam keterangan pers Ratas Evaluasi PPKM, Senin, (7/2/2022).
Luhut juga mengingatkan kelompok rentan seperti lansia dan orang yang memiliki komorbid untuk berhati-hati.
Sedangkan bagi golongan non-kelompok rentan, ia mengimbau untuk rajin berolahraga.
“Patuh dengan ini dan hidup dengan gembira, tidak perlu terlalu takut. Tentu ada bahaya tapi probabilitasnya sangat kecil,” kata Luhut.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya
Sumber : Kompas TV