Makna dan Sejarah Kue Keranjang, Sajian Kuliner Wajib Tiap Perayaan Imlek
Budaya | 27 Januari 2022, 06:00 WIBJadi nian gao juga melambangkan Dewa Kekayaan.
Baik dari segi pengucapan atau warna, nian gao adalah makanan keberuntungan dan mengirimkan harapan baik untuk tahun yang lebih baik.
Sejarah Nian Gao (Kue Keranjang)
Nian gao atau kue keranjang dipercaya sudah ada sejak lebih dari 2000 tahun lalu saat Kalender Tionghoa ditetapkan pada Dinasti Zhou (abad ke-11 SM - 256 SM) yang menjadi konsep tahun bagi etnis Tionghoa.
Sejak saat itu, orang mempersembahkan nian gao atau kue keranjang sebagai persembahan kepada dewa dan leluhur.
Pada Dinasti Tang (618 – 907 M), nian gao menjadi makanan tradisional Tiongkok yang dimakan selama Festival Musim Semi.
Pada Dinasti Qing (1636 – 1912), kue keranjang berkembang menjadi makanan ringan rakyat yang biasa dimakan sepanjang tahun, tetapi masih merupakan suguhan khusus untuk festival tersebut.
Baca Juga: Yuk, Intip Cara Pembuatan Kue Keranjang Sajian Khas Saat Imlek
Jenis-jenis Kue Keranjang
Di daratan Cina yang luas, jenis nian gao atau kue keranjang sangat bervariasi di berbagai daerah.
Dari wilayah utara dan selatan nian gao atau kue keranjang tampak seperti hal yang sama sekali berbeda.
Di Cina utara, orang lokal biasanya makan nian gao putih, sedangkan di Cina barat laut, orang makan nian gao kuning.
Di daerah barat daya, nian gao buatan kincir air adalah makanan penutup yang populer.
Kue beras merah, hijau, atau ungu yang terbuat dari pewarna nabati adalah makanan umum yang dimakan di Cina selatan. Mereka biasanya dimasak dengan sayuran dan daging.
Untuk rasanya sendiri, kue keranjang atau nian gao mempunyai dua rasa yaitu:
- Nian gao manis biasanya dibuat di Cina utara dengan cara dikukus atau digoreng. Biasanya disajikan sebagai makanan penutup setelah makan.
- Di Cina selatan, nian gao bisa manis, asin, atau pedas. Bisa dimasak dengan mengukus, menggoreng, menumis, atau bahkan dimasak dalam sup.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Deni-Muliya
Sumber : China Travel