> >

Puncak Omicron Diprediksi Februari, Luhut: Ini Sesuatu yang Tidak Bisa Dihindari

Peristiwa | 12 Januari 2022, 09:46 WIB
Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan puncak kasus akan terjadi sekitar 40 hari pascapenemuan kasus Omicron. (Sumber: Kemenkomarves)

Salah satu alasannya karena mayoritas pasien terkonfirmasi Omicron memiliki gejala ringan dan tidak bergejala.

Fakta tersebut, kata Menkes, didapat dari jumlah pasien konfirmasi terkini di Indonesia sebanyak 414 orang yang didominasi dengan gejala ringan hingga tanpa gejala.

"Dari total 414 kasus terkonfirmasi Omicron, 99 persen gejalanya ringan dan tanpa gejala. Sementara yang masuk kategori sedang atau butuh perawatan oksigen hanya dua orang," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers daring, Senin (10/1/2022).

Lebih lanjut, Budi menerangkan bahwa saat ini pasien terkonfirmasi Omicron hanya perlu menjalani isolasi mandiri di rumah.

Selain itu, pasien hanya diberikan suplemen vitamin maupun obat terapi tambahan yang telah diizinkan penggunaannya oleh pemerintah.

Oleh karena itu, kata Budi, Kemenkes akan mengubah strategi layanan yang sebelumnya ke rumah sakit sekarang akan fokus ke rumah. Meskipun kenaikan transmisi Omicron akan jauh lebih tinggi daripada Delta.

“Tetapi yang dirawat lebih sedikit. Sehingga strategi layanan dari Kemenkes dari yang sebelumnya ke RS sekarang fokusnya ke rumah. Karena akan banyak yang terinfeksi namun tidak perlu ke RS,” ujarnya.

Baca Juga: Perhatikan Lagi, Ini Perbedaan Gejala Omicron dengan Flu Biasa

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU