Pengamat UIN Jakarta: Wajar Gibran dan Risma Masuk Bursa Pilgub DKI
Politik | 8 Januari 2022, 15:31 WIBSeperti diketahui, sebelum menjadi Presiden, Jokowi pernah menjadi walikota Solo, kemudian pada 2012 mengikuti Pilkada DKI Jakarta dan menjadi orang nomor satu di Ibu Kota.
"Dia dinilai (Gibran) sebagai orang yang pantas menapaki jejak langkah Joko Widodo dari Solo ke Jakarta dan Istana," paparnya.
Menurut Adi Prayitno, variabel-variabel yang ada pada Risma dan Gibran itulah yang kemudian cenderung membuat PDIP kembali memasukan nama mereka di dalam bursa.
Apalagi, Risma dan Gibran juga termasuk pejabat publik yang cukup dikenal dan populer.
"Variabel-variabel ini , kenapa PDIP relatif memasuki Risma dan Gibran karena cukup dikenal dan populer dan bakal menyemarakan Pilgub DKI Jakarta 2024," ujarnya.
Baca Juga: Sekjen PDIP Sebut Jokowi akan Pilih Pj Gubernur yang Kebijakannya Senafas dengan Pemerintah Pusat
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan partainya memiliki banyak stok kader berkualitas, baik dari sisi konseptual maupun dalam pengalaman bekerja, untuk dimajukan dalam Pilkada 2024, termasuk untuk DKI Jakarta.
Kata Hasto, melalui mekanisme kaderisasi, PDIP secara sistemik telah mempersiapkan calon-calon pemimpin, siapa nantinya yang akan ditugaskan di Jakarta. Namun skala prioritas saat ini adalah konsolidasi ke dalam.
"Terus memperkuat gerak kepartaian untuk rakyat," ujar Hasto.
PDIP juga mendengarkan aspirasi rakyat agar gambaran kepemimpinan yang ideal sebagaimana yang dulu ditunjukkan Jokowi, Ahok, dan Djarot Saiful Hidayat, nanti dapat dilanjutkan untuk menyongsong tantangan DKI ke depan.
Sebab PDIP menyadari Jakarta masih menghadapi berbagai persoalan seperti banjir yang belum terselesaikan. Atau tata kota yang bisa membuat seluruh warga DKI Jakarta merasa 'at home' dan mendapat kehidupan yang layak.
Ketika ditanya apakah yang disiapkan itu Tri Rismaharini dan Gibran Rakabuming, Hasto lalu menjawab begini. Yang pertama, Risma telah membuktikan kepemimpinannya selama dua periode di Surabaya. Risma telah melakukan perubahan signifikan seperti merawat lingkungan hingga tata kota.
"Bu Risma dalam kepemimpinan selama 2 periode di Kota Surabaya mampu menunjukkan perubahan yang signifikan perubahan secara kultur. Sehingga masyarakat Surabaya, kita lihat sekarang merawat lingkungan dengan baik melakukan tata kota yang mencerminkan keindahan kota Surabaya," kata Hasto.
Sementara Gibran masih perlu membuktikan kepemimpinannya di Solo, seperti yang dilakukan Risma.
Kata Hasto, Gibran banyak meminta ilmu kepada Risma dalam memimpin Solo.
Penulis : Vidi Batlolone Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV