> >

Prediksi Situasi Politik 2022: Gerakan dan Kepentingan Politik Menuju 2024 Akan Semakin Massif

Politik | 31 Desember 2021, 10:50 WIB
Pakar Komunikasi Politik Lely Arianie saat memprediksi situasi politik pada 2022 mendatang (Sumber: Kompas TV)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar Komunikasi Politik Lely Arianie memprediksi pada tahun 2022 gerakan politik akan semakin massif dilakukan.

Bahkan, menurut Lely diprediksi akan muncul banyak kelompok-kelompok kepentingan yang bermunculan.

"Jadi gerakan politik akan massif, akan ada banyak kelompok-kelompok kepentingan yang bermunculan kalau kemarin masih malu-malu," kata Lely Arianie dalam program Dialog Sapa Indonesia Pagi Spesial Tahun Baru KOMPAS TV, Jumat (31/12/2021).

Terlebih saat ini, kata Lely beberapa partai sudah memiliki nama-nama yang santer diprediksi akan diusung dalam Pilpres 2024.

"Misalnya Gerindra Prabowo, PDIP Puan dan Ganjar,  Demokrat AHY meskipun belum muncul. Termasuk yang baru kemarin, Airlangga sudah dideklarasikan punya relawan," imbuhnya.

Kendati demikian, Lely menyebut Tahun 2022 bagi partai yang belum memiliki tiket menuju 2024 akan mengalami kebingungan.

Meski kemudian, ada partai yang sudah bergegas menghelat konvensi pada 2022, meski belum berkoalisi.

"Nah yang masih bingung adalah partai-partai yang tidak punya tiket. Meskipun Nasdem misalnya telah menggelorakan konvensi. Tapi jangan lupa, harusnya konvensi itu digagas koalisi dulu baru konvensi," kata Lely.

Menurut Lely hal tersebut bahkan menjadi bukti bahwa selama pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, sebenarnya kegiatan politik masih berjalan.

Baca Juga: 4 Zodiak Ini Diprediksi akan Menikah Tahun 2022 Lho, Kamu Salah Satunya?

Kegiatan tersebut kata Lely meski tidak secara terbuka, namun politik banyak dilakukan dengan diam. Terlebih pesan politik menurutnya bisa tetap bergerak dalam diam.

"Politik itu bisa bergerak dalam diam, makanya dalam komunikasi politik diam pun punya pesan politik.  Jadi jika di depan dan di belakang panggung ada yang bilang enggak mikirin, itu masih mikirin meski pandemi," kata Lely.

Ia juga menegaskan bahwa selama pandemi justru ada banyak sinyal-sinyal politik, salah satunya dengan simbol berupa pemberian bantuan.

Menurut Lely biasanya disematkan dalam setiap momen, seperti saat memberi bantuan bisa melalui spanduk, keranjang, tas-tas, hingga kantong kresek.

"Dari simbol-simbol yang digunakan, memang berkaitan dengan pandemi. Misalnya spanduk tapi pesannya, pakai masker untuk Indonesia, jadi tujuan politiknya sudah nampak," ungkapnya.

Bahkan kata Lely, sinyal politik tetap digencarkan meskipun tidak dilakukan dengan turun secara langsung.

Pada praktiknya, partai politik biasanya melibatkan kelompok kepentingan sebagai media komunikasi politik untuk menyasar simpatisan.

Adapun tujuannya, kata Lely untuk direkrut sebagai bagian dari pemilih loyal.

"Selama pandemi itu seolah-olah politik itu disembunyikan tapi realitasnya politik itu tidak terpengaruh oleh pandemi," ujarnya.

Lebih lanjut, Lely berharap pada 2022 mendatang para politikus tidak bersikap kontradiktif.

Artinya ketika masyarakat berharap dengan kepentingan publik, malah justru yang terjadi sebaliknya.

"Mudah mudahan 2022 pandemi segera berakhir, sehingga kalau mau fokus ke politik sikapnya tidak kontradiktif sifatnya. Ketika masyarakat berharap dengan kepentingan publik malah kepentingan politik yang dikedepankan," ujarnya.

Baca Juga: Tren Diet Sehat 2022, Ahli Gizi Prediksi Pola Makan Plant Based Masih akan Digemari

Penulis : Nurul Fitriana Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU