> >

Ekonom Nilai Penghapusan Pertalite dan Premium Kontraproduktif dengan Pemulihan Ekonomi

Update | 27 Desember 2021, 05:35 WIB
Direktur Eksekutif Core Indonesia menilai penghapusan BBM jenis Premium dan Pertalite kontraproduktif dengan pemulihan ekonomi yang masih terus didorong pada tahun 2022. (Sumber: Kompas TV)

“Pada akhirnya akan mempengaruhi percepatan daripada pemulihan daya ekonomi kita,” tegasnya.

“Dan kita tahu, sebagian besar ekonomi kita digerakkan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah, dan juga dari sisi konsumsi banyak digerakkan oleh golongan menengah,” lanjutnya.

Sehingga, jika dihubungkan dengan inflasi, menurutnya, pada tahun 2022 ini kita berharap ada ekspektasi inflasi yang lebih tinggi.

Tapi, inflasi yang diharapkan ini karena demand atau permintaan, bukan disebabkan kenaikan harga oleh pemerintah.

“Kita tahu, di negara-negara yang lain, yang juga mengalami krisis energi dan krisis inflasi ini muncul keresahan terhadap prospek perekonomiannya, karena inflasinya begitu tinggi.”

Baca Juga: Premium dan Pertalite Dihapus, Pengamat Ingatkan Dampak Buruk Masyarakat Bawah dan Reaksi Pertamina

“Di negara maju saja seperti itu, apalagi di negara berkembang seperti Indonesia,” lanjutnya.

Oleh sebab itu, lanjut dia, hal ini harus betul-betul menjadi perhatian. Sebab, dampaknya nanti tidak hanya secara langsung pada harga atau tarif angkutan umum, atau semua pengeluaran yang terkait dengan transportasi.

“Tapi juga akan berpengaruh secara tidak langsung kepada harga yang lain, terutama harga sembako.”

Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada

Sumber : Kompas TV


TERBARU