Vaksin Nusantara Bisa Jadi Booster, tapi Tidak Bisa untuk Vaksinasi Massal
Update corona | 23 Desember 2021, 10:24 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, Vaksin Nusantara yang dikembangkan oleh mantan Menkes Terawan Agus Putranto, jadi salah satu opsi vaksin booster. Namun ternyata, Vaksin Nusantara tidak bisa digunakan untuk vaksinasi massal.
Hal itu diungkapkan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio, seperti dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/12/2021).
"Vaksin Nusantara tidak bisa untuk massal, hanya untuk individu. Jadi kalau dikembangkan untuk A hanya dipakai untuk A saja. Tidak bisa untuk B," kata Amin.
"Ya bisa dipakai buat booster tapi untuk orang yang sama. Jadi vaksin primernya menggunakan vaksin Nusantara, lalu booster juga pakai itu," ujarnya.
Baca Juga: Dasar Hukum Revisi UMP Gubernur Anies Baswedan Dipertanyakan
Vaksin Nusantara dikembangkan dengan memakai metode dendritik. Bahan dasar vaksin, berasal dari sel darah individu itu sendiri yang diproses di laboratorium dan nantinya akan disuntikkan kembali ke tubuh individu tersebut.
Pemerintah rencananya akan mulai memberikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga kepada masyarakat pada tahun 2022. Saat ini, pemerintah sedang mengevaluasi pemberian vaksin booster homolog dari 3 produsen. Yaitu Pfizer, Sinovac, dan Astra Zeneca.
Evaluasi itu dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Vaksinasi homolog adalah penggunaan hanya 1 jenis vaksin kepada seseorang. Baik dosis pertama, kedua, sampai vaksin booster.
Pemerintah juga membuka kemungkinan untuk mengevaluasi penerapan vaksin heterolog.
Baca Juga: Ini Daftar Vaksin yang Jadi Vaksin Booster Tahun Depan
Penulis : Dina Karina Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas.com