Fenomen Hujan Meteor Arid akan Terlihat di Bumi Pekan Ini
Peristiwa | 8 Oktober 2021, 16:52 WIBAndi menambahkan, meskipun ukuran inti komet 15P/Finlay sebesar 1,8 kilometer; debu komet ini hanya berukuran seperti butiran pasir, sehingga hujan meteor ini bergerak cukup lambat di kelajuan 38.880 km/jam (dibandingkan dengan hujan meteor Draconid yang kelajuannya 72.000 km/jam) sehingga cukup sulit diamati.
Meskipun lambat, tidak tertutup kemungkinan data pengamatan hujan meteor ini dapat terkumpul dengan cukup dari berbagai belahan Bumi.
Andi Pangerang menyebut hujan meteor ini terlihat redup melalui instrumen radar bagi beberapa wilayah paling selatan di belahan selatan Bumi yang masih bisa dihuni manusia seperti Argentina, Chile dan Selandia Baru.
Baca Juga: Peristiwa Astronomi Sepanjang Agustus 2021, Ada Hujan Meteor Malam 17 Agustus
Kata Andi, hujan meteor umumnya memang terjadi setiap tahun ketika debu komet maupun asteroid berpotongan dengan orbit Bumi mengelilingi Matahari. "Untuk kasus hujan meteor terbungsu ini, justru debu komet 15P/Finlay, sebagai objek induk (parent body) hujan meteor tersebut, tidak pernah berpotongan dengan orbit Bumi," terang Andi dilansir dari brin.go.id, Jumat (8/10/2021).
Hal tersebut dikarenakan, lanjut Andi, ukuran debu komet yang kecil, ditambah pula dengan angin surya dari Matahari yang dapat mengubah posisi debu komet menjadi bergeser dari posisi semula.
Hujan meteor Arid dapat disaksikan sejak senja bahari (20 menit setelah terbenam Matahari) dari arah Selatan-Barat Daya hingga Barat Daya selama 3,5 jam hingga pukul 21.30 waktu setempat.
Sedangkan yang berada di belahan utara tetap berkesempatan menyaksikan hujan meteor ini, meskipun lokasi pengamatan terbaik hujan meteor ini berada di belahan selatan Bumi.
Baca Juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Matahari di Indonesia Mulai Hari Ini, Cek Lokasi dan Jadwalnya
Penulis : Hedi Basri Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV