> >

Kisah Perjuangan Mamat Rahmad Jadi Seorang Petani untuk Lepas dari Dekapan Narkoba

Wawancara | 2 Oktober 2021, 14:51 WIB
Mamat Rahmad (41) atau biasa disapa Mamang, seorang petani tanaman hortikultura asal Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. (Sumber: Dok. Dompet Dhuafa)

Namun, dalam prosesnya, Mamang tak serta-merta langsung mendapat hasil yang optimal karena berbagai macam rintangan silih berganti menghampirinya.

Misalnya, pada fase awal menjadi petani, modal berupa lahan pribadi, bibit, dan pupuk menjadi masalah utama yang mesti dihadapi oleh Mamang.

Alhasil, Mamang pun terpaksa menggadaikan rumahnya untuk menutup modal, meski kemudian hasil panen yang didapat tidak cukup melunasi pinjamannya.

Tak ingin ingin menyerah, Mamang yang sudah paham dengan risiko menjadi petani hanya bisa memutar otak untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Harga pasar kadang tidak menentu dan kondisi cuaca juga tidak bisa diprediksi. Hal ini membuat tanaman di lahan terbuka cepat rusak dan gagal panen," ujar Mamang.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Akses KUR dan Regenerasi Petani Milenial

Hingga pada suatu waktu, Mamang mengenal program Desa Tani dari Dompet Dhuafa Jawa Barat yang memberinya pembinaan dan pendampingan untuk menjadi petani modern.

"Pada program Desa Tani Dompet Dhuafa Jawa Barat, kami juga diajari cara membuat pupuk yang benar, pemilihan jenis tanaman, cara merawat, sampai dicarikan pasarnya untuk menjual hasil panen," terang Mamang.

Meski usianya terbilang sudah tidak muda lagi, Mamang tidak sungkan untuk bertanya dan belajar kepada generasi di bawahnya untuk mengasah kemampuannya dalam bertani.

Hasilnya, kini Mamang sudah bisa dikatakan sebagai petani modern yang sukses di Kecamatan Lembang.

"Alhamdullilah, cicilan yang dulu sudah hampir selesai dari hasil tani. Kebutuhan keluarga sehari-hari tercukupi," kata Mamang.

"Saya sudah punya lahan pribadi, walaupun tidak besar dari hasil menabung di sini. Itulah yang saya bilang bahwa bertani perlu pakai ilmu, bumi pun akan kasih kita lebih," tutupnya.

Penulis : Aryo Sumbogo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas.com


TERBARU