Kisah Pangkostrad Letjen Dudung Abdurrahman, "Dendam" pada Tentara Mengantarkannya Jadi Perwira
Sosok | 1 Oktober 2021, 09:28 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV- Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letnan Jenderal Dudung Abdurrahman, namanya banyak disebut dalam satu bulan terakhir. Terutama soal pernyataan terkait "jangan terlalu fanatik pada agama" dan tudingan penghilangan patung di Makostrad.
Sebelumnya, Mantan Pandam Jaya itu juga menjadi perhatian setelah mengerahkan pasukannya untuk mencopot baliho Front Pembela Islam (FPI) dan Rizieq Shihab.
Lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat, 16 November 1965 ini, merupakan lulusan Akmil 1988 dari kecabangan Infanteri.
Kisah masuknya Dudung ke dunia militer, ternyata dipicu oleh sebuah kisah saat dia duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) di kota kelahirannya.
Kala itu, Dudung yang membantu ibunya berjualan, sudah terbiasa masuk menjajakan kue klepon di lingkungan Kodam III/Siliwangi, Jawa Barat.
Lantaran hampir setiap hari mengantar kue, Dudung akhirnya dikenal oleh tentara yang berjaga di depan pintu.
Ia kerap menyelonong masuk ke dalam ruangan. Namun, suatu hari, ketika hendak mengantarkan kue, penjaga yang bertugas merupakan tentara baru yang belum mengenal Dudung.
Baca Juga: Mantan Pangkostrad Sebut Tudingan Gatot Nurmantyo Terlalu Dangkal
Ketika melihat Dudung menyelonong masuk tanpa melapor, penjaga itu geram. Ditendanglah kue-kue yang dibawa Dudung hingga berhamburan. Sebanyak 50 biji kue dagangan itu berhamburan. Dengan perasaan kaget campur sedih, dalam hati dan pikiran Dudung terlintas rasa kesal dan dendam pada tentara yang telah berlaku semena-mena itu.
"Di situ saya bilang, awas nanti saya jadi perwira. Di situ saya bangkit pengin jadi tentara. Awalnya di situ, padahal dulu cita-cita saya pengin kuliah," kata Dudung dalam wawancara dengan Pemimpin Redaksi Kompas.com Wisnu Nugroho dalam video BEGINU S2 EPS6: Dudung Abdurachman, Loper Koran dan Keberanian Bersikap Jenderal TNI, Rabu 26 Mei 2021 lalu.
Rupanya, dendam pada tentara semena-mena itulah yang mengantarkan mantan Gubernur Akademi Militer (Akmil) itu, untuk masuk jadi tentara.
"Di situ saya berpikir, ini orang jangan semena-mena sama rakyat kecil. Itu enggak boleh," katanya.
Lulus SMA pada 1985, Dudung mendaftar ke Akabri dan lulus pada 1988 dengan pangkat Letnan Dua. Tugas pertamanya di Dili, Timor Timur.
Kemudian, pada 1993 ia ditugaskan ke Bali. Dari Bali, Dudung pindah ke Bandung. Dudung beberapa kali berpindah kota. Bahkan, ia pernah dikirim menjadi tim penjaga perdamaian di Filipina Selatan. Selama 2018 hingga pertengahan 2020, Dudung menjabat Gubernur Akmil.
Baca Juga: Mantan Pangkostrad Respons Tudingan Gatot Soal TNI Disusupi PKI: Cekricek, Tentara Itu Biasa Gitu
Karir militernya terus moncer hingga jadi Panglima Kodam Jaya dan kini Pangkostrad. Dudung si penjual kue klepon yang pernah merasakan perlakuan tidak menyenangkan dari tentara itu, kini soerang perwira tinggi militer.
Penulis : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV